Hmmm,,,
pasti jawabannya hampir rata-rata waktu masih Sekolah Dasar atau Sekolah
Menengak ke Atas itupun bisa terhitung jari kalau tingkat SMTA masih mengadakan Study Tour ke Museum.
Kali
ini saya akan menceritakan tentang Museum Tekstil itupun karena dapat undangan
dari PT. Kriya Indonesia yang foundernya ternyata mba Astri Damayanti. Minggu
kemari tanggal 26 february 2017, 100
orang blogger di undang untuk keliling museum Tekstil yang letaknya di Jl KS
Tubun Jakarta Pusat. Padahal gedung ini kadang-kadang saya lewati ketika
mau ke pasar Tananh Abang, akhirmya saya pun mengakui bahwa saya orang yang
kurang begitu pedulii museum… ah.. maaf,, untuk rasa maaf saya akhirnya sepulang dari
museum tekstil saya harus menulis dan di blog saya harus ada ulasan beberapa
museum nantinya.
Museum
tekstil ini menempati dua gedung tua yang berhalaman luas dan asri, seperti
peninggalan zaman dulu pintu dan jendelanyapun bermodelkan vintage yang
sekarang sedang digandrungi pecinta seni atau photographer karena angle yang
sedang viral, viewnya pun bagi menarik pencinta selfie.
Museum
ini ternyata dulunya adalah rumah pribadi seorang warga Negara Perancis yang
dibangun pada abad ke-19, kemudian dijual ke Abdul Aziz Al Mussawi Katiri
konsulat Turki di Jakarta, tapi pada tahun 1942 di jual lagi kepada Dr Karel
Christian Crucq dan pada awal 1945 di
gunakan sebagai markas dan Perintis Front Pemuda dan Angkatan pertahanan Sipil
dalam perjuangan untuk mempertahankan Kemerdakaan yang baru diproklamasikan dan
ternyata gedung ini mempunyai nilai sejarah tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Kemudian
pada tahun 1947 disewakan kepada
Departemen Sosial yang digunakan sebagai lembaga bagi orang tua, pada tahun
1962 akhirnya diakuisisi oleh Departemen Sosial untuk digunakan sebagai kantor
kemudian dirubah menjadi asrama karyawan, dan akhirnya pada tahun 1975 secara
resmi bangunan dan tanahnya diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta Kota oleh
Menteri Sosial. Gubernur Ali Sadikin
memutuskan bahwa kebutuhan untuk dilestarikan tradisi tekstil Indonesia lebih
besar dari kebutuhan kota untuk ruang penyimpanan arsip, seperti alokasi
peruntukkannya, dan lahirlah Museum Tekstil yang diresmikan oleh Ibu Tien
Soeharto pada tanggal 28 Juni 1976.
Di
dalam museum Tekstil ada banyak beberapa macam seni batik yang dibingkai begitu
indah didinding dari beberapa daerah dan ada juga alat tradisional untuk
membatik, selain itu ternyata disana juga ada furniture yang terbuat dari kayu
jati asli. Adapun koleksi Tekstil 2350
koleksi yang terdiri dari 886 koleksi kain batik, 819 kain tenun, 425 koleksi
campuran, 70 koleksi peralatan, 150 koleksi busana dan tekstil kontemporer dan
galeri batik ini diresmikan pada tanggal
2 oktober 2010 di kelola langsung oleh Yayasan Batik Indonesia
Dan
acara keliling museum tekstil ini bekerja sama dengan Honestbee yang
merupakan supermaket berbasis online yang terkemuka di negara Singapur, yang memudahkan belanja kebutuhan harian menjadi lebih hemat waktu, aman dan
praktis tidak membutuhkan waktu lama apalagi antri di kasir, tinggal
kita download apilkasinya di gadget kemudian log in email pilih alamat
pengantar terus tentukan produk yang diinginkan dan terakhir pilih jadwal
pengantaran sesuai kebutuhan.
Walaupun
Honestbee baru diluncurkan 25 Januari
2017 di Indonesia, tapi pelayanan dan customer services sangat cepat terbukti
waktu saya mencoba membeli beberapa kotak susu kegemaran anak saya, saya
memesan pada pukul 09;30 dan jam 12 lewat barang pesanan saya sudah diantar
oleh kurir dari Honestbee, dan yang lebih special dari Honestbee ada jadwal
pengiriman yang kita atur sendiri, jadi kita tidak perlu menunggu seharian, Karena
jamnya sudah kita tentukan sendiri.
Honestbee bekerjasama dengan staff Transmart, Carrefour yang sudah berpengalaman
dalam menyediakan kebutuhan sehari-hari yang tentunya mempunyai kualitas
terbaik dari kesegaran dan mutu produk. Dalam waktu dekat honestbee akan
membuka toko offline yang serupa jadi bisa meminimkan waktu lebih cepat lagi
dalam pelayanan.
Dan
penutupan acara keliling museum kemarin di akhiri oleh demo masak dari resep dapur ayah yang kali ini wajahnya
ternyata sudah tidak asing lagi dikalangan teman blogger chef Jun Joe Winanto,
selain seorang blogger ternyata terbiasa juga dengan alat-alat dapur,, hmmm
disni chef jun memberikan 2 resep yaitu ayam rica dan pudding srikaya gula
merah, yang semua resepnya ada di instagram @resepdapurayah.
Jadi
kesimpulannya luangkan waktu datang ke museum-museum ajak seluruh keluarga
mengenal warisan asli Indonesia dan jika ingin lebih mudah belanja dengan
menghemat waktu gunakan Honestbee.com yang pelayanan benar-benar sudah terjamin.