Hai,, bunda seperti yang kita ketahui untuk mendukung tumbuh kembang anak membutuhkan nutrisi yang tepat dan lengkap. Nutrisi yang diberikan juga harus memenuhi dari segi gizi, proses membuatnya juga saat pemberiannya. Baik itu protein, karbohidat, lemak, vitamin, zat besi, mineral dan juga tidak kalah penting adalah stimulus dari orangtua.
Apalagi di tahun-tahun pertama satu periode emas dimasa kehamilan sampai usia 2 tahun tidak boleh satu zat gizi apapun yang tidak terpenuhi karena akibatnya akan mempengaruhi tumbuh kembang anak hinga mereka dewasa kelak.
Dan ternyata satu dari tiga anak Indonesia berusia di bawah lima tahun tercatat mengalami anemia menurut (Riskesdas 2018), di mana 50-60% kejadian anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ternyata sagat fatal berisiko bagi tumbuh kembang yang bersifat permanen akibat dari kekurangan zat besi, duhh serem banget kan,,,,
Nah, untuk itu kemarin tanggal 17 Desember Danone Indonesia mengadakan Virtual Talk Show dengan tema Kekurangan Zat Besi Jadi Ancaman Serius Generasi Emas 2045 Indonesia hadir sebagai para pembicara yaitu :
- dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK., Spesialis Gizi dan Ketua Departemen Ilmu Gizi FK UI
- Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga
- Allysa Soebandono Artis dan ibu 2 anak
- Tya Ariesta Artis dan ibu 2 anak
Sebelum acara di mulai Bpk Arif Mujahidin selaku Corporate Communications Director Danone Indonesia mengatakan setiap bangsa harus memperhatikan anak karena nanti akan jadi penerus bangsa, buat Donone issue anak selalu memiliki kepedulian terhadap tumbuh kembang anak, apalagi saat pandemi, anak-anak rentan kesehatan untuk itu Donone Indonesia mengadakan diskusi hari ini untuk mengajak orangtua agar bisa memenuhi kebutuhan gizi.
dr. Nurul mengatakan Indonesia masih mengalami permasalahan Anemia Defiense Besi (ADB) dan efeknya terhadap Kesehatan dan secara global. Indonesia tingkatnya lebih tinggi dibandingkan negara lain. Nah tentunya jadi permasalahn jika ingin mewujudkan generasi emas 2045.
Hal apa yang menyebabkan kekuran zat besi.
Pertama pada ibu hamil ini sagat penting jika sang ibu mengalami ADB maka anak akan berisiko juga. Menurut riset setiap tahun ini semakin meningkat mungkin karena faktor edukasi, penyakit atau akses tenaga kesehatan yang sulit terjangkau. Nah kebanyakan yang mengalami ADB ibu usia muda rentan usia 15 – 24 th. Kemungkinan belum siap melahirkan atau edukasinya yang kurang atau tingkat kepahamannya akan anemia.
Kedua kondisi Anemia pada anak mulai usia 6 bulan pada saat mpasi, hingga 2 tahun, adalah masa kritis terjadinya anemia.
Kebutuhan zat besi mulai meningkat karena disinilah mulai terbentuknya saraf-saraf otak yang lebih banyak memerlukan zat besi salah satu komponen untuk pembentukan sel neoronnya atau sel sarafnya.
Dan usia ini juga mengalami masa pertumbuhan sangat cepat, sedangkan anak-anak masih kurang mengkonsumsi hewani, yang mengandung tinggi zat besi, kemungkinan karena serat yang ada didalamnya tidak bisa kunyah
Apa sih dampaknya kekurangan zat besi pada ibu hamil dan anak-anak?
Dampak Anemia pada Ibu selama Kehamilan, kadang-kadang belum siap, sebaiknya pada saat rencakan hamil peeriksa jaring Hbnya
- Meningkatnya kelahiran prematur
- Berat badan lahir anak rendah
- Mudah lelah, letih, lesu
- Komplikasi perdarahan saat persalinan
- Keluhan pada jantung dan pembuluh darah, misalkan mudah berdebar, dan tensi menurun
- Pembesaran otot jantung, karena kandungan Hbnya rendah maka otot jantung akan bekerja keras memompa lebih banyak, dan ini akan mengakibatkan otat jantungnya akan membesar
Sedangkan dampak efek defisiensi besi pada anak sangat serius ada jangka pendek dan ada jangka panjangnya kareba begitu pentingnya zat besi untuk tumbuh kembang anak.
Jangka Pendek
- Menurunnya Kognitif/kecerdasan (IQ)
- Menurunnya fungsi otak , kurang perhatian , atau kuran responsive.
- Menurunnya fungsi motoric, jadi cepat lelah tidak secekatan dibandingkan usia teman-temannya
Jangka Panjang
- Menurunnya performa di sekolah, kurang focus, kemampuan berhitung, membaca, menulis, dan bahasa berkurang
- Perubahan atensi dan sosial karena kurang tanggap terhadap lingkungan sekitar, istilahnya kalau jaman sekarang orang bilangnya "lemot"
- Perubahan perilaku ,kurang aktif bergerak, kurang atensi, kurang responsif, tidak ceria, mudah Lelah, jadi cenderung penakut atau jadi kurang percaya diri.
- Zat besi Merupakan pembentukan komponen (protein, lemak) myelin saraf otak, akan membantu pembentukan dan fungsi neurotransmitter di otak dimana zat besi itu merupakan kofaktor enzim dan transporter serotonin, dopamin, norepinefrin.
- Zat besi ini membawa transportasi sel otot nah jika tidak ada maka menghambat perkembangan motorik
- Zat besi juga mendukung perkembangan perilaku dan emosi
Nah kemudian kiba bisa nih, sebagai orangtua mengenali ciri-ciri jika anak kita mengalami ADB ada Keluhan cepat lelah, pusing, pucat, pika itu mengunyah benda tertentu yang bukan makanan, pernah mendengarkan ada anak yang menguyah sabun mandi, padahal itu toxix nah ternyata ini ada ganguan zat besi, terus kadar Hb menurun.
Kemudian faktor apa saja penyebab kekurangan zat besi yang tanpa sengaja kadang kita tidak sadar, terlambat pemperkenalkan MPASI pada anak, Pola konsumsi kurang asupan protein, terutama sumber hewani dan kurang konsumsi fortifikasi zat besi dalam makanan dan formula pertumbuhan
Apa upaya kita untuk pencegahan Kekurangan Zat Besi?
Melakukan uji saring pemeriksaan hemoglobin uji saring dengan metode, bisa ke lab, Konsumsi makanan sumber zat besi minimal 19 gr/hari
Apa aja bahan Makanan Sumber Zat Besi
- Hati sapi/ayam
- Daging merah (sapi, kambing)
- Kuning telur
- Daging unggas (ayam, bebek)
- Ikan
- Udang, tiram
Zat Besi ’non heme’ (Nabati/tumbuh-tumbuhan), namun tetap dianjurkan dari hewani karena nabati sifatnya hanya faktor pendukung. misalkan ada di Kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau, kacang merah) Sayuran hijau dan Biji-bijian.
sedangkan Zat besi dalam proses penyerapan memerlukan protein dari usus ke target bisa mengkonsumsi Asam (askorbat/vitamin C, sitrat, laktat), gula (terutama fruktosa, sorbitol), faktor yang meningkatkan penyerapan zat besi pada daging merah, unggas, dan ikan. Nah tubuh kita bisa menyerat zat besi itu membutuhkan Vitamin. C yang mampu mengubah Fe3+ (zat besi dari makanan) menjadi Fe2+ yang siap diserap ke dalam usus.
Memberika asupan sudah langkap selanjutnya kenali faktor yang menghambat penyerapan zat besi, biasanya orang tua habis makan memberikan minuman teh , padahal itu tidak boleh karena itu akan menghambat penyerapan zat besi. Lebih jelasnya seperti Tannin dalam teh, kopi, asam oksalat terdapat di buah berry, coklat, teh, serat, dan fosvitin yang terdapat dalam kuning telur. Atau mineral lainnya (seng, kalsium, magnesium, fosfor, dll).
Sedangkan menurut Ibu Nina, bagaimana caranya kita bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak bukan hanya dengan nutrisi saja tapi juga lewat stimulasi karena keduanya sama pentingnya?
Ada 3 aspek besar optimalkan tumbuh kembang anak.
- Kognitif - Bahasa Segala hal tentang bagaimana kemampuan berpikirnya, berbicaranya dan juga berpikirnya.
- Emosi – Sosial adalah bagaimana dia bisa Percaya Diri, Aktif Bersosialisasi, Tangguh
- Fisik – Motorik bukan hanya sekedar tumbuh tapi fungsi tumbuh tingginya namun perkembangan pada fisik motoriknya.
Ajari anak bicara dengan lebih jelas perbanyak kosa kata dengan membaca buku dan mengajak mengobrol, Bermain teka-teki bersama si Kecil. Berikan ruang aman untuk anak bergerak. Perbanyak kesempatan beraktivitas fisik. Berikan kesempatan anak memilih. Berikan pujian ketika anak menunjukkan perilaku baik. Berikan kesempatan melatih kemampuan merawat diri.
Sedangkan Artis Alyssa Soebandono dan Tya Ariestya keduanya menceritakan pengalaman bagaimana cara mereka memberikan nutrisi dengan gizi seimbang?, dan memenuhi zat besi pada kedua buah hatinya. Dari menemani mereka belajar PJJ sampai dengn mengajak mereka bermain bersama.
Tya Ariesta, DR. dr Ray Basrowi, Alyssa Soebandono |
Oh iya Danone Specialized Nutrition Indonesia juga menyediakan sebuah platform daring untuk membantu orang tua bisa melakukan tes risiko terjadinya kekurangan zat besi pada anak kita melalui fitur di dalam situs www.generasimaju.co.id.
Jadi intinya kita sebagai orangtua memastikan pentingnya zat besi untuk tumbuh kembang anak, memenuhi kebutuhan gizi harian anak, serta senantiasa memberikan stimulasi yang tepat untuk bisa mendorong pertumbuhan anak menjadi anak generasi maju yang berpikir cepat, tumbuh tinggi, tangguh, aktif bersosialisasi, dan percaya diri. Semoga generasi emas 2045 dapat terpenuhi, dan ada nih diantara anak-anak kita kelak yang akan menjadi penerus pemimpin Indonesia.
Semoga bermanfaat ya
Utie Adnu.