Kalau yang masih berjuang, berarti kita sama, walaupun memang terasa berat, kok sepertinya sulit ya. Januari kemarin sudah buat
list beberapa goals yang harus dicapai, tapi satupun belum terealisasi. Ternyata memang ada yang salah, yang sebenarnya kita sadari tetapi kita tidak mau peduli.
Akupun terasa kena banget setelah mendengar pemaparan di acara #FWDPressPlay Tentang Literasi Keuangan it's time to press play to your dreams, life, and good money management hadir pembicara:
- Muara Makarim sebagai Self-Love & Purpose Life Coach dan
- Mada Arya Nugraha sebagai Financial Consultant , Co-Founder & CEO @Sipundi.id
Buat Goals Harus Ambisius dan Fokus Terhadap Progres
Menurut Muara Makarim, ketika kita menulis goals itu harus secara berkala dievaluasi entah itu mingguan, bulanan atau pertiga bulan, nah pada saat itu jika tidak ada yang tercapai pasti ada yang salah .
Yang harus diingat saat kita buat
goals tentunya harus ambisius, tetapi memang tidak langsug terjadi ada prosesnya, ada kekecewaan, ada gagal tapi itu tetap harus direview. Dan ini beberapa langkah untuk mewujudkan
goals kita :
Tetapkan Tujuan Hidup yang Memotivasi Diri
Ketika kita menetapkan tujuan hidup untuk diri sendiri, sangat penting agar setiap tujuan tersebut membangkitkan motivasi. Perlu memastikan bahwa tujuan yang akan digapai tersebut sangatlah penting bagi diri sendiri. Dan kita sangat menginginkannya.
Jika menetapkan tujuan yang tidak benar-benar ingin dicapai, tentu ini akan mempengaruhi tingkat motivasi. Karenan motivasi adalah kunci untuk mencapai tujuan.
|
Langkah mewujudkan goals |
Break Down Setiap Langkah Perencanaan
Langkah ini sering terlewatkan dalam proses penetapan tujuan. Mungkin ini karena begitu terfokus pada hasil yang kita tetapkan sehingga lupa untuk merencanakan setiap langkah kecil yang diperlukan untuk meraih tujuan besar yang telah kita tetapkan sebelumnya
Dengan menuliskan setiap langkah praktis secara terperinci atau mendetail, dan kemudian menyelesaikan satu per satu dari to do list tersebut.
Lakukan Evaluasi
Dalam perjalanan mencapai goals tentu akan terjadi berbagai hal yang bisa saja diluar dari perkiraan atau prediksi sebelumnya. Evaluasi membuat kita terus pada track yang mengarahkan semakin dekat dengan tujuan. Sekecil apapun progres yang kita capai misalkan itu perbulan, pertiga bulan harus dicatat.
Utamakan Keamanan Baru Kenyamanan
Kemudian kata Mada Arya, seseorang harus mempunyai tujuan dalam hidupnya. Fokus hal apa yang kita impikan, apalagi dalam masalah keuangan. Ada 3 tujuan yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
Dan ini bisa tidak tercapai jika kita salah satunya terbiasa hidup konsumtif.
Tantangan saat digital ini adalah konsumtif banyaknya pengeluaran, karena tanpa sadar banyak sekali aplikasi e-commerce yang kita punya. Ketika kita sedang scroll medsos, tiba-tiba ada notifikasi sale tau-tau sudah memenuhi keranjang belanjaan. Dan paket sudah ada di depan pintu.
|
Kebiasaan konsumtif yang tanpa disadari |
Kadang kemudahan ini menjebak kita didalam hidup yang konsumtif, dan ini menjadi tantangan sehingga punya tujuan ada hal-hal yang kita capai secara finansial, tapi disatu sisi ada yang menghambat yaitu kebiasaan hidup konsumtif.
Jadi harus punya kesadaran, mau bagaimana tujuan kita merencanakan goals. Mau gimana tujuan hidup kita kalau kita konsumtif tidak akan terwujud. Bagaimana merencanakan jika pada akhirnya finansial kita tidak diatur akan sulit apa yang kita capai jadi benar-benar harus mengendalikan keuangan. Antara pendapatan dan pengeluaran harus dijaga
Ternyata bukan hanya mengendalikan pengeluaran atau mengatur pendapatan tapi juga harus paham bahwa dalam keuangan, bagaimana caranya kita membangun keamanan keuangan dibandingkan dengan kenyamanan.
Jadi kalau kita ingin press play the button, sehingga bisa mencapai apa yang kita tuju harus tau dulu bahwa secara keuangan/financial harus diperkuat dulu.
|
Segitiga Piramida Keuangam Pribadi |
Sebagai contoh ada segitiga piramida dimana piramida keuangan ini kita bagi beberapa tangga di dua tangga pertama mengenai keamanan, nah ini yang paling penting.
Biasanya disebut dengan mapan keuangan artinya kita sudah mencapai tangga pertama dan kedua sehingga kita sudah berada di kondisi yang aman, Jadi kemapanan itu bukan sudah punya rumah, kendaraan tapi kemapanan versi keuangan adalah ketika kita sudah punya penghasilan bisa ngatur pengeluaran sedemikian rupa sehingga antara pendapatan dan pengeluaran itu ada selisihnya ada lebihnya. Surplus bukan pas apalagi minus.
Karena ketika arus kas kita positif artinya punya kelebihan uang ini akan kita kumpulkan sebagian untuk tabungan. Bisa untuk dana darurat, bisa untuk investasi masa depan Bahkan yang lebih penting lagi memiliki proteksi asuransi misalkan
asuransi kesehatan atau asuransi jiwa.
Dalam hal mengelola keuangan asuransi itu menjadi salah satu yang menjadi prioritas utama yang harus diutamakan, karena apa kalau tidak punya asuransi jika suatu saat terjadi sesuatu meskipun kita punya pendapatan yang besar bisa menyisihkan bisa nabung, punya dana darurat sewaktu-waktu itu akan hilang sekejap. Ketika kita sakit, kecelakaan ada musibah yang akhirnya kita butuh biaya besar kalau tidak dilindungi asuransi makan akan hilang makanya keamanan itu ada di tangga pertama.
Setelah kedua tangga ini baru kita boleh menuju yang namanya kenyamanan, ingin punya motor, mobil, rumah, menyiapkan uang pensiun. Artinya keamanan dulu baru kenyamanan.
Karena banyak orang ketika punya penghasilan atau mulai bekerja punya gaji itu langsung larinya kenyamanan. Dan ini bahayanya karena ketika terjadi sesuatu. Sama halnya ketika kita punya goals setiap tahun , tapi tidak pernah kesampaian karena akan ada hal-hal gangguan yang terjadi karena adanya resiko dalam kehidupan kita. Entah itu terjadi pada diri kita sendiri, keluarga.
Dan itu menjadi tantangan bagi kita untuk mencapai tujuan kedepannya, Intinya kita harus mengatur pengeluaran, karena banyak orang jago banget dalam menghasilkan uang, tapi mengatur keuangannya tidak bisa sehingga antara pendapatan dan pengeluaran selalu besar pengeluaran.
Jalan keluarnya kita harus punya 2 rekening yang terpisah satu rekening untuk cash flow dan yang satu lagi khusus untuk menabung dan investasi. Boleh ada ATM tapi ATMnya disimpan dirumah tidak dibawa-bawa’ Kemudian jangan menggampangkan kalau misalkan uang di rekening cash flow sudah habis jangan mengambil dari rekening tabungan. Jadi sama saja kalau sudah mempunyai tujuan harus disiplin.
Kalau tujuan sudah jelas maka dengan sendirinya, dia akan menjadi orang yang disiplin karena kalau sudah punya tujuan yang jelas tau konsekuensinya. Artinya misalkan jika uangnya terpakai maka ada kemungkinan besar goals kita tidak akan tercapai. Berbeda dengan orang yang tidak punya tujuan maka hidupnya akan boros.
Nah istilahnya sebelum terlambat kita harus tekan press play button nya nih memulai hidup mengatur pengeluarannya terlebih dulu, disiplin sama diri sendiri, tentukan tujuannya apa.
Cara paling mudah juga kita mengatur dengan cara pengeluaran harus dibagi 4 bagian yaitu kebutuhan hidup, gaya hidup, cicilan utang , dan tabungan investasi. 20% untuk tabungan investasi, 10% untuk membeli proteksi Asuransi, 10% untuk cicilan utang, 10% untuk gaya hidup dan 40% untuk kebutuhan hidup. Sehingga keuangan kita akan aman dan bisa mencapai goals yang kita impikan.
Jadi kesimpulannya nih harus banget disiplin ketika ingin mencapai goals, punya konsukuensi yang harus dicapai, saatnya mewujudkan impian dengan pengelolaan keuangan yang baik. Dahulukan keamanan baru kenyamanan.
Semoga bermanfaat
utieadnu