Pengelolaan Terpadu Program DAS Rejoso di Kabupaten Pasuruan
Air merupakan sumber daya alam paling penting di planet bumi sebab menjadi esensi dari semua kehidupan. Hal ini juga bisa dilihat dari unsur air di bumi yang berjumlah dua pertiga dari permukaan bumi yang merupakan air. Dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan yang dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup.
Sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga kelestarian air agar dapat dinikmati sampai anak cucu kita nanti, Ada beberapa hal sederhana yang kita dapat lakukan, diantaranya :
Menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah ke sungai, Efisiensi penggunan air, menanam pohon dan banyak lagi yang lainya.
Salah satunya yang harus dijaga adalah mata air yang terletak di tengah wilayah Daerah aliran Sungai (DAS) Rejoso ini, merupakan salah satu mata air dengan debit terbesar di pulau Jawa yang menyuplai air bersih tak hanya untuk Kabupaten Pasuruan saja, melainkan juga untuk Kota Pasuruan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya.
Ternyata debit air di DAS Rejoso, Pasuruan, Jawa Timur terindikasi menyusut. Hal ini dapat terlihat dari turunnya debit Mata Air Umbulan dari 6.000 liter/detik (1980) menjadi sekitar 4.000 liter/detik (2018). Padahal DAS Rejoso juga menyediakan berbagai macam Sumber Daya Alam (SDA) untuk mendukung penghidupan masyarakat yang bermukim di daerah sekitar.
Untuk itu kemarin tepatnya tanggal 25 Agustus 2022 di JS Luwansa Hotel and Convention Center Jakarta diadakan Lokakarya dengan tema Pengelolaan DAS Terpadu di Wilayah Kabupaten Pasuruan melalui Investasi Bersama Sumber Daya Alam, dengan menghadirkan beberapa pembicara antara lain :
- Mochamad Saleh Nugrahadi, S.Si., M.Sc., Ph.D. Asisten Deputi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Konservasi Sumber Daya Alam, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI.
- Erik Teguh Primiantoro, S.Hut., MES. Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor, KLHK,
- Rachmat Syarifuddin, S.Sos, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Pasuruan,
- Dr. Beria Leimona, Senior Expert Landscape Governance and Investment, ICRAF Indonesia Program
- Dr. Ir. Heru Hendrayana, Peneliti Senior dari Universitas Gajah Mada
- Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia
Para narasumber lokakarya pengelolaan DAS Rejoso di Kabupaten Pasuruan |
Debit DAS Rejoso yang berkurang juga dikarenakan di daerah hulu adanya dari perubahan tutupan lahan, dari hutan menjadi pertanian dan pemukiman, hingga penambangan galian C (batu dan pasir) yang mempercepat laju erosi.
Kemudian di daerah hilir , pengeboran untuk pembuatan sumur artesis warga dan penggunaan air untuk industri juga di kawasan hilir kian meningkat. Pada tahun 2020, terdapat sekitar 600 titik sumur bor yang dibuat masyarakat untuk keperluan domestik dan pertanian dengan debit antara 2-20 liter per detik. Sumur bor tidak dilengkapi keran pengatur sehingga air terbuang percuma saat sedang tidak digunakan.
Bila ini terjadi terus menerus tentunya DAS Rejoso kering, petani dan peternak pemakai air akan kesulitan. Sumur di rumah ibadah, sekolah, dan rumah tangga akan kering. Pelanggan air bersih dari SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Umbulan yang mencapai jumlah 1,6 juta jiwa tentu juga akan kesulitan
Program DAS Rejoso dan Rejoso Kita
Salah satu untuk menjaga DAS Rejoso ini diadakannya pengelolaan terpadu melalui pertanian berkelanjutan dan Program Rejoso Kita yaitu kolaborasi semua multipihak, melalui kegiatan berbasis penelitian seperti konversi lahan, antara lain:
Penanaman Pohon
Penanaman pohon dengan sistem agroforestry melalui skema pembayaran lingkungan. Dengan menjaga jumlah pohon sebanyak 500 pohon per hektarnya’
Mempertahankan 300-500 pohon per hektar, membuat strip rumput penahan erosi, dan membuat rorak untuk meningkatkan infiltrasi air hujan. Inisiasi ini didukung oleh Danone-AQUA khususnya Pabrik Keboncandi yang memasok kebutuhan air minum dalam kemasan di wilayah Pasuruan, Jawa Timur.
Penanaman pohon di area hilir DAS Rejoso |
Seperti yang kita ketahui banyak manfaat seperti berikut ini: Mencegah terjadinya erosi tanah yang bisa disebabkan oleh angin dan juga air hujan yang berturut-turut. Melestarikan kesuburan tanah yang bisa dijadikan sebagai lahan pertanian. Menjaga struktur tanah agar tidak rusak.
Penerapan Praktek Budidaya Padi Ramah Lingkungan (BPRL)
Penerapan praktek budidaya padi ramah lingkungan yang melibatkan 110 petani, 5 kelompok tani di 2 desa. Memiliki potensi menghasilkan gabah 123% lebih tinggi, mengemisikan gas rumah kaca 36% lebih rendah dan menggunakan air 15% lebih efisien.
Penerapan budidaya padi ramah lingkungan |
Kegiatan ini merupakan upaya dalam rangka peningkatan produksi dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan keberlanjutan budidaya kedepan. Dengan pemulihan kesuburan lahan, menggunakan pupuk organik, tentunya produktivitas hasil Panen akan meningkat dan berdampak pada peningkatan pendapatan petani
Pembangunan Sumur Bor dengan Konstruksi yang Benar.
Selama ini, banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana memanfaatkan air tanah melalui sumur bor dengan benar dan tepat.
Menurut dr. Beria di hilir DAS Rejoso Pasuruan mendapatkan anugerah persediaan air yang melimpah. Petani pun memanfaatkannya dengan membuat sumur bor (artesis) untuk irigasi pertanian dengan kedalaman antara 60 sampai 90 meter, air sudah keluar. Yang menjadi persoalan, anugerah ini tidak dimanfaatkan maksimal. Banyak pengelolaan yang masih salah sehingga air terbuang sia-sia.
Pembangunan sumur bor sesuai kontruksi |
Saat ini kondisi sumur bor yang ada di masyarakat sebagian besar tanpa keran, sehingga air mengalir selama 24 jam tanpa berhenti. Ini terbuang percuma.
Selain itu pemasangan pipa menggantung atau tidak sampai ke dasar sumber air juga akan berdampak fatal ke depan. Ditambah lagi dinding sumur bor tanpa pelindung sehingga menyebabkan dinding sumur mudah runtuh dan menyumbat aliran air.
Makanya sumur tidak berumur panjang. Biasanya cuma dua sampai tiga tahun, karena debit sumur artesis mengecil atau bahkan berhenti mengeluarkan air.
Gerakan Rejoso Kita, membangun 4 sumur bor percontohan dengan teknik yang aman di desa 3 wilayah hilir DAS Rejoso dan Pengelola, perawatanya dilakukan oleh 4 kelompok tani. Dan kini mampu mewujudkan efisiensi air sebesar 14,3 l/td dalam periode January 2021 - Juni 2022.
Pengelolaan sumur bor yang aman dan efisien di wilayah hilir DAS Rejoso. Program-program tersebut dirancang untuk menjawab berbagai persoalan DAS yang disebabkan oleh eksploitasi berlebihan, alih guna lahan, hilangnya vegetasi yang mengakibatkan terjadinya banjir, erosi tanah, longsor, bahkan kekeringan.
Adanya Revitalisasi Forum koordinasi pengelolaan daerah aliran sungai kabupaten pasuruan (FDP), termasuk Tim Teknis FDP
Salah satunya lokakarya yang saya hadiri kemarin, Untuk memperkuat pemahaman dan kepedulian tentang kondisi terkini DAS Rejoso dan DAS-DAS lain di Kabupaten Pasuruan serta urgensi dilakukannya upaya-upaya konservasi, yang dihadiri juga oleh kalangan pemerintah pusat dan perwakilan perusahaan yang beroperasi di wilayah Kabupaten Pasuruan.
Salah satu program FDP
DAS Rejoso akan menjadi contoh baik pengelolaan DAS terpadu di dalam World Water Forum 2024
Ucapan itu disampaikan oleh Bpk Mochamad Saleh dan menyampaikan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, tidak hanya untuk alam tapi juga untuk menjamin keberlangsungan bisnis pengusahaan sumber daya alam.
Pengelolaan sumber daya alam tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah, tapi memerlukan keterlibatan aktif dan investasi seluruh pemangku kepentingan, utamanya masyarakat dan pengusaha yang memanfaatkan sumber daya alam tersebut. Dengan bekerja bersama dari hulu ke hilir, kami yakin DAS Rejoso akan terjaga dan dapat dimanfaatkan hingga bertahun-tahun yang akan datang.
Beliau juga memberikan contoh dengan membawa kemasan air mineral AQUA sebagai bukti, yang membantu program Rejoso Kita selama ini.
Kolaborasi Kunci Penanganan Program DAS Rejoso
Kemudian Bpk Rachmat Syarifuddin juga menyampai pesan dari Bupati Pasuruan. “Pembangunan yang masif bisa berakibat rusaknya lingkungan. Pemerintah Kabupaten Pasuruan memandang penting upaya penyeimbangan kegiatan pembangunan dengan pelestarian lingkungan. Dengan terbentuknya Forum DAS Kabupaten Pasuruan yang bergerak di tengah keterbatasan sumber daya, diharapkan pengelolaan pemanfaatan daerah sungai dapat dijalankan dengan prinsip-prinsip keadilan dan kemaslahatan, misalnya melalui skema pembayaran jasa lingkungan seperti yang dilaksanakan di DAS Rejoso,”
Juga menyampaikan tingginya minat kalangan swasta untuk menjalankan usaha berbahan bahan baku air dapat diikuti dengan peran aktif mereka dalam pelestarian lingkungan guna memastikan keberlanjutan usaha dan juga menekankan perlunya ko-investasi dalam upaya rehabilitasi dan konservasi DAS Rejoso.
Sedangkan Bpk Karyanto Wibowo, dari Danone Indonesia, mengatakan “Bahwa skema pembayaran jasa lingkungan yang dilaksanakan di wilayah hulu dan tengah DAS Rejoso perlu diapresiasi. Tidak hanya tepat sasaran karena menggunakan studi ilmiah sebagai dasar penentuan lokasi dan bentuk konservasi air yang dipilih, namun juga dengan adanya pelibatan masyarakat yang tinggal di kawasan hulu DAS sebagai pihak yang memelihara dan juga Forum DAS sebagai institusi yang melakukan pemantauan rutin untuk memastikan upaya konservasi yang dilakukan terjamin keberlanjutannya.”
Dampak penyelamatan lingkungan ini akan lebih besar jika dilakukan secara bersama-sama. Kita semua adalah pengguna air. Oleh karenanya, bahwa korporasi atau swasta bisa mengambil peran penting menjadi bagian dari aksi kolektif dalam pelestarian sumber daya air, karena lestarinya air adalah tanggung jawab dan masa depan kita bersama.
Bpk Taufik dan Bpk Miftah |
Manfaat Program DAS Rejoso dan Rejoso Kita Bagi Para Petani
Pada akhir lokakarya kami sempat berbincang dengan 2 orang perwakilan petani yaitu Bpk Ahmad Miftah sebagai pengurus Gapoktan ( Gabungan kelompok tani) dan Pak Taufik sebagai Petani program dampingan ICRAF.
Kata Bpk Miftah sekarang kita bersyukur ada harapan baru berkat program yang sudah dirancang oleh ICRAF , sehingga kami semua bisa berjalan dengan kaidah ilmu yang sudah diberikan. Dan berharap sekali program ini terus berlanjut.
Sama halnya yang dikatakan Bpk Taufik dampingan ICRAF ini memicu petani melakukan terobosan dengan memakai pupuk organik dan pelan-pekan meninggal pupuk kimia, dan bisa lebih tahu cara budidaya yang ramah lingkungan.
Di acara lokakarya juga diadakan tanda tangan bersama sebagai bukti untuk komitmen bersama dalam perlindungan DAS Rejoso di Pasuruan.
Menjaga air yang tersedia di bumi ini yang kita dapatkan dengan gratis hendaknya memang dijaga seperti kita menjaga diri kita sendiri.
Sempat juga berkunjung ke sekitar Bromo beberapa tahun yang lalu dan menikmati pemandangan yang penuh dengan warna hijau, sawah, pepohonan dan melihat derasnya sungai. Seperti sangat sayang jika nanti pemandangan ini akan hilang kedepannya kalau memang sumber daya alam khususnya air ini tidak kita jaga.
Intinya perlunya keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Semoga kolaborasi dari semua pihak pemerintah, swasta Danone-AQUA dan World Agroforestry (ICRAF) dalam pengelolaan terpadu Program DAS Rejoso di Kabupaten Pasuruanan dapat terus memberikan kontribusi untuk memelihara lingkungan, dan ekonomi masyarakat sekitar.
utieadnu