Resika Caesaria Ratu Cimol dari Banyumas

Resika Caesaria Ratu Cimol Pengusaha Milenial dari Banyumas
Teman-teman pasti sudah akrab dengan jajanan satu ini iya Cimol . Cimol sendiri merupakan singkatan dari aci digemol. Dalam Bahasa Sunda, cimol atau aci digemol memiliki pengertian tepung kanji (aci) yang bulat-bulat. Aci yang telah dibulat-bulatkan kemudian digoreng menggunakan minyak panas.

resika caesaria ratu cimol dari banyumas


Dulu jajanan ini awaknya terkenal di kota Bandung tetapi sekarang di Jakarta, Depok atau dimanapun banyak pedagang keliling yang menjajakan cimol. Biasanya cimol disajikan dengan taburan bumbu asin dan pedas. Namun, kini sudah ada berbagai taburan cimol seperti bumbu balado, barbeque, jagung, keju, dan lain sebagainya.

Saat ini sudah banyak yang menyajikan cimol dalam bentuk Frozen yang dilengkapi bumbu khasnya, berupa bubuk cabe kering, juga bumbu yang ditaburkan yang rasanya asin dan gurih.

Dan akupun salah satu penggemar berat jajanan ini, dimakan hangat-hangat bisa lupa diri berapa yang sudah dimasukan kedalam mulut saking enaknya. Dan dari jajanan kecil bisa merubah dan menolong hidup banyak orang. Awalnya kepepet karena ekonomi tapi sekarang justru tinggal menikmati hasil jerih payahnya.

resika caesaria ratu cimol dari banyumas
doc, Resika Caesaria

Ratu Cimol dari Banyumas

Latar belakang seseorang membuka usaha karena ingin terus sekolah, biasanya akan sukses. Apalagi usahanya pantang menyerah tidak malu karena keadaan. Walaupun sering diejek tapi nyatanya sekarang banyak membuka pekerjaaan untuk banyak orang. Bahkan bisa memberikan gratis modal usaha kepada orang yang tidak mampu. Karena pernah merasakan di posisi susah.

Nama lengkapnya Resika Caesaria dikenal sebagai “Ratu Cimol dari Banyumas” Cika nama panggilan akrabnya, memulai usaha berjualan Cimol sejak usia 16 tahun tepatnya th 2005. Waktu itu sang ayah yang telah memasuki usia lanjut memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai seorang supir. Padahal dia masih sekolah dan butuh biaya. Dan waktu kakaknya berkata “Cobalah usaha sendiri untuk membiayai sekolah.”

Resep Ratu Cimol dari Pedagang Kaki Lima

Jadi awal Cika mencoba berjualan  karena keadaan kepepet. dengan uang Rp 63.000 dia memulai usaha berjualan kuliner jajanan. Mulai dari jualan batagor tapi tidak berhasil, kemudian jualan kue juga. Pada akhirnya bertemu penjual cimol kemudian minta resepnya pada akhirnya mencoba kembali dibawa ke sekolah ditawarkan kepada teman SMA dan dititipkan ke kantin SMA 1 Ajibarang, Kabupaten Banyumas ini dengan hasil Rp 20.000 sampai Rp 30.000,-

resika caesaria ratu cimol dari banyumas
doc, Resika Caesaria

Dan ternyata disinilah titik terangnya dan menjadi tren jajanan baru di lingkungan tempat tinggalnya hingga akhirnya usaha yang dijalankan terus melesat sampai dia bisa membeli motor, merenovasi rumah, serta melanjutkan kuliahnya.

Cika pun terus melakukan inovasi produk dengan menambah aneka varian rasa cimol mulai dari rasa pedas, jagung manis, balado, barbeque, keju, hingga pia. Usahanya pun meningkat dengan omzet mencapai Rp90 juta per bulan.

Sistem Franchise Sosial Ratu Cimol

Dengan perjalanan bisnisnya yang panjang dan dimulai dari nol tersebut, membuat Cika berpikir untuk mengembangkan misi sosial di dalam usaha yang dijalankannya tersebut. Dia lantas mengembangkan konsep waralaba cimol dibawah brand usaha Cimol Made Arizka. Namun, berbeda dengan waralaba pada umumnya, konsep yang ditawarkan Cika adalah waralaba gratis. Para mitra akan mendapatkan inventaris secara gratis mulai dari gerobak motor atau dorong beserta peralatan dan bahan baku.

Namun untuk menjadi mitra ada persyaratan yang harus dipenuhi sesuai dengan kriteria, terutama berasal dari masyarakat prasejahtera yang memiliki niat kuat untuk berusaha. “Kalau sudah sesuai kriteria, maka mitra bisa mendapatkan permodalan gratis sekitar Rp3 juta hingga Rp4 juta berupa gerobak, perlengkapan, dan bahan baku awal,” tuturnya.

Lalu, jika semua diberikan gratis, bagaimana cara Cika mendapatkan keuntungan? Sebagai pebisnis tentu usaha harus memberikan keuntungan. Dalam hal ini Cika berfokus pada penjualan bahan baku. Semakin besar usaha yang dijalankan oleh mitra maka akan semakin besar pula omzet yang didapatkan Cika melalui penjualan bahan baku.

Dia pun menerapkan sistem gratis satu poin seharga Rp1.000 untuk setiap mitra usaha yang membeli cimol di atas Rp50.000. Cara ini menjadi salah satu strategi agar para mitra semakin semangat berjualan. Nantinya setiap keuntungan yang didapatkan dibagi dua yakni 70 persen digunakan untuk pengembangan dan 30 persen lainnya digulirkan kembali untuk aksi sosial.

Dengan waralaba gratis ini bisa menjadi jalan dia memberi kebermanfaatan untuk orang lain. “Ketika melihat mitra yang umumnya berasal dari keluarga prasejahtera ini tersenyum dan tertolong, saya merasa sangat bahagia, bahwa waralaba gratis ini bisa memberdayakan orang lain meski hanya dengan kemauan saja.

Namun, meski niatnya tulus dan ikhlas, tetapi ada saja pihak-pihak tak bertanggung jawab yang justru malah memanfaatkan kebaikan tersebut. Bahkan ada mitra yang menjual gerobaknya atau memproduksi dan menjual sendiri cimol mereka. 

Bagi Cika semua tantangan tersebut justru membuatnya semakin berkembang. Dia pun terus memperketat syarat kemitraan dengan surat perjanjian, membangun sistem manajemen yang baru serta merekrut tim survei untuk memastikan mitranya benar-benar berasal dari keluarga pra sejahtera. Saat awal mulai mewaralabakan usahanya pada 2014, Cika baru memiliki sekitar 60 mitra dan terus bertambah hingga kini dia telah memiliki sekitar 600 mitra yang berasal dari kalangan ekonomi lemah dan juga pengangguran.

Para mitra yang bergabung bersamanya tidak hanya diberikan modal dan gerobak semata tetapi juga mendapatkan pendampingan dan pembinaan sehingga usaha yang dijalankan dapat semakin berkembang. Segala usaha dan semangat Cika dalam mengembangkan usaha dan juga memberdayakan masyarakat luas, mendapatkan apresiasi dari Semangat Astra Terpadu Untuk SATU Indonesia Awards 2014 bidang kewirausahaan padahal usianya masih 23 th.

resika caesaria ratu cimol dari banyumas
doc, Resika Caesaria


Hampir Bangkrut Karena Pandemi tetapi Pandemi juga Membawa Berkah

“Oh iya, Ratu Cimol tidak selamanya jalan lurus dan sukses terus Kak” ujar Cika. Terhadap usaha waralaba Cimol dengan brand Made Ariska. Pandemi memukul usaha waralaba gratis yang dipercayakannya kepada 600 mitra usaha dari keluarga pra sejahtera di eks wilayah Karesidenan Banyumas

Sekolah, tempat wisata dan pasar tontonan atau kerumunan adalah 'nyawa' tempat berdagang saat itu. Dan pandemi membuat mereka menjadi musuh. Cika bersama para mitranya yang biasanya berjualan dengan gerobak dan mengandalkan sekolah akhirnya terhenti. Pandemi sungguh mengubah pola pikir dan pola usaha dari konvensional beralih sebagian dijual secara online. Celakanya, cara itu tak seluruhnya bisa diberlakukan dan dapat dilaksanakan untuk para mitranya.

Akibat menurunya omset penjualan saat pandemi inilah, produksi cimol yang sebelumnya, tidak kurang dari 2 kuintal per hari, mengalami penurunan drastis hanya menjadi 60 kilogram saja. Bayangkan dari produksi 60 kilogram cimol ini saya harus membayar 40 karyawan. Sungguh omset tersebut tak menutup sama sekali. Untuk memberhentikan karyawan ya tidak tega, karena mereka sudah bertahun-tahun berjuang bersama.

Dengan kondisi minus inilah, berpikir keras bagaimana menjaga karyawannya. Tentulah dengan omset yang kian menurun tak bisa diandalkan. Di tengah keprihatinannya, dan menemukan peluang di tengah tingginya harga masker di awal pandemi. Di saat ketersediaan masker minim, harga masker medis bisa mencapai ratusan ribu dan masker kain sekitar Rp 20.000 per buah.

Cika alihkan usaha produksi hijab yang belum berjalan untuk memproduksi masker. Karyawan yang tadinya bekerja membuat cimol, mereka akhirnya menggunting kain. Ketika yang lain jual masker harga Rp 15 ribu, saya jual Rp 3 ribu dan saya ambil 10 persen keuntungan. Dan Alhamdulillah satu bulan saya bisa jual 100 ribu picis masker dan April bisa bayar gaji dan THR karyawan dan mitra.

Namun kondisi itu tidak berlangsung lama, karena harga masker kemudian turun. Bisnis masker itu ia nikmati sekitar tiga bulanan saja. Setelah itu terhenti dan terpaksa harus kembali berpikir untuk bertahan. Akhirnya kembali ke cimol lagi. Tapi bukan cimol biasa.

Akhirnya mencoba membuat frozen food yaitu cimol dan aneka makanan lainnya dengan box dan tempelan stiker sederhana. Namun untuk kondisi makanan ini sudah steril sudah divakum dan sebagainya. dijual secara semi online dan ternyata selama jualan satu bulan, mendapatkan omset tertinggi dari 15 tahun berjualan. Dengan memanfaatkan media sosial Whatsapp, Facebook dan instagram.

Selama pandemi itulah akhirnya melakukan pemberdayaan bidang edukasi dengan pengalihan model bisnis berbasis online untuk para mitra. Namun dari perjalanan penjualan frozen food selama enam bulan, mendapatkan pelajaran kalau kebutuhan berjualan makanan online berbeda dengan yang offline. Online itu wajib harus ada konten, reseller selalu membutuhkan konten untuk mengenalkan dan memasarkan produknya terus menerus.

resika caesaria ratu cimol dari banyumas
doc, Resika Caesaria


Karena tidak ada konten, para reseller pada bubar dan November Desember (2020) Januari (2021) (penjualan) langsung drop banget. Penjualannya online tidak jalan. Frozen food tidak seberapa. Offline juga seadanya, akhirnya Februari Maret April sehabis lebaran dengan berat hati dengan kondisi bisnis yang tak memungkinkan, akhirnya diambil keputusan memberhentikan 15 orang karyawan yang baru. Namun konsekuensinya juga harus mengeluarkan pesangon yang luar biasa.

Baru Oktober 2021 kemarin akhirnya sang suami resign dari perusahaan dan memutuskan untuk membantu divisi penjualan online. Dengan alasan orang sendiri akan lebih loyal. Jadi kita urus bareng, dan yang membesarkan divisi onlinenya adalah suaminya.

Sejak pertengahan Oktober inilah, bersama suaminya, Ardyla Nugroho, Cika menggarap serius manajemen penjualan online. Mulai dari packing produk, pembenahan kantor, ruang produksi, merekrut konten kreator untuk mengoptimasi media sosial. Akun Ratu Cimol telah nangkring di seluruh marketplace, namun yang utama justeru kemudian platform penjualan yang efektif ada di media sosial.

Dari penjualan online inilah belajar bagaimana memberikan layanan berkualitas kepada pelanggan. Apalagi dalam penjualan online, kepuasan pelanggan juga sangat tergantung pada terjaganya kualitas barang dan pengiriman barang. Apalagi selain untuk wilayah Jawa, produk makanan olahan dari Ratu Cimol ini juga telah merambah ke luar Jawa dan luar negeri.

Dengan intensnya optimasi media sosial dan marketplace ini sebagai platform pemasaran online ini kini sudah mulai menampakkan hasil. Terbukti di awal Desember lalu, produk Ratu Cimol yang telah memiliki lebih dari 11 varian rasa ini dipesan 700 resi. Akhir Desember (2021) lalu juga sudah mulai diluncurkan ekspor produk cimol ke Arab Saudi.

resika caesaria ratu cimol dari banyumas
doc, Resika Caesaria

Mendapat Bantuan dari Bupati Banyumas

Kunjungan Bupati Banyumas Achmad Husein ke pelaku UMKM untuk dipromosikan melalui Lapak Bakul Peso, agar mereka semakin meningkat terus dilakukan setiap akhir pekan. Salah satu kunjungan ke “Ratu Cimol” yang sudah mempunyai beberapa mitra beberapa waktu lalu, Bupati menggandeng Pimpinan Bank Jateng Purwokerto dan Direktur BPR BKK Purwokerto agar mendistribusikan CSR-nya untuk membantu masyarakat melalui pengadaan Gerobak Cimol bagi para pedagang kecil dan pelaku UMKM.

Sebanyak 20 gerobak cimol senilai Rp 70 juta berhasil dibuat dan diserahkan kepada masyarakat Banyumas. Cika menjelaskan bahwa mitra yang dipilih harus memenuhi beberapa kriteria dan syarat, mengingat saat dipromosikan itu ada 105. Terus yang masuk kriteria ada 46 lebih dan dipilih 20.

“Dari 20 itu mencakup dua kriteria yang pertama orang yang membutuhkan dan punya motivasi, khususnya masyarakat pengangguran bukan golongan PNS atau golongan pekerja dan lain sebagainya yang kedua kriteria tempat jualannya jadi masyarakat yang mendaftar itu harus punya lokasi yang strategis yang menjadi pertimbangan kita kenapa itu juga jadikan pertimbangan karena kita berharap itu juga berjalan selama sebulan 2 bulan tapi bisa untuk berkelanjutan dan bisa untuk jalan hidup mereka jadi faktor dari penentuan lokasi juga sangat penting untuk dipertimbangkan,” kata Cika


resika caesaria ratu cimol dari banyumas
doc, Resika Caesaria


Bantuan Ini sangat luar biasa bagi kami karena 15 tahun kami hanya bisa membuat 70 gerobag yang didapat dari hasil keuntungan usaha kami, tapi hari ini kami bisa melakukan pembagian 20 langsung kepada masyarakat. Makanya mewakili para Mitra yang mendapatkan bantuan juga saya mengucapkan terima kasih mudah-mudahan ini bisa menjadi titik awal untuk program-program selanjutnya dan bisa bermanfaat dan bisa bergulir dan juga langgeng kedepannya

Kini berkat peluang dan inovasi menjadi kunci bangkit kembali. Selain berjualan online dan produk frozen dengan berbagai variasi produk dan rasa, usahanya berjualan secara konvensional dengan ratusan mitranya telah berjalan kembali. Keberlangsungan ekonomi para mitranya terangkat kembali.

Benar sekali untuk sukses itu butuh waktu panjang dari Resika Caesaria ratu cimol dari Banyumas ini kita bisa belajar banyak, padahal hanya jajanan kecil tapi mampu bisa memberikan dampak positif untuk orang banyak. Dan memang layak sekali mendapatkan penghargaan SATU Indonesia award dari ASTRA pada tahun 2014. Semoga lahir Resika Caesaria yang lain, untuk memberikan kesejahteraan bagi banyak orang.


utieadnu

HokBen+ Grand Kota Bintang Bekasi

Exploring Tasty Moment di HokBen+ Grand Kota Bintang Bekasi
Memasuki usia ke 39 Tahun, HokBen selalu bikin kejutan yang menarik dan selalu memanjakan customer setia dengan menu-menu yang lezat juga fasilitas gerainya yang super nyaman. 

Semua pasti sudah tahu Hoka Hoka Bento atau HokBen dikenal sebagai restoran yang menyajikan makanan ala Jepang dengan rasa nasi dan salad yang khas. Dan kata Hoka-Hoka Bento dalam Bahasa Jepang yang memiliki arti “makanan hangat dalam kotak”. Hokben sudah memiliki banyak gerai seperti Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

hoben+ grand kota bintang bekasi

Kali ini Hokben membuka gerai terbarunya di Grand Kota Bintang Bekasi. Tepat pada tgl 18 Oktober 2024. Senang pastinya warga Bekasi dan sekitarnya, aku saja yang tetangga jauh di Depok kepingin lagi datang dan menikmati ambience yang nyaman di HokBen+  Grand Kota Bintang. 

Dan FYI nih gerai ini merupakan yang ke 391 dan menjadi HokBen+ (Pus) pertama di Indonesia. Aaahhh senang banget nih Bekasi menjadi kota istimewa.

hokben+ grand kota bintang bekasi

hokben+ grand kota bintang bekasi

hokben+ grand kota bintang bekasi

HokBen menghadirkan sebuah pengalaman istimewa melalui pembukaan gerai HokBen+ sebagai tempat baru untuk menikmati petualangan rasa ala Jepang. HokBen+ hadir dengan konsep baru hasil dari pengembangan inovasi untuk memberikan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi pelanggannya.

HokBen+ hadir dengan beberapa keunggulan yang membedakannya dari gerai HokBen lainnya. Selain desain interior yang lebih modern, luas dan nyaman, Bangunan 2 lantai ini juga terdapat sudut-sudut estetik dan instagramable yang disediakan untuk para pengunjung bisa foto-foto atau mengabadikannya bersama teman, sahabat dan keluarga tersayang. 

Tentunya dengan fasilitas yang lengkap toilet yang bersih, mushola yang nyaman, disini juga kita selain bisa dine in, bisa juga take away dan tersedia juga pelayanan drive thru.

Untuk memudahkan pelanggan setianya juga ada 3 mesin self order yang bisa digunakan jadi gak perlu antri lagi di kasir. Dan yang bikin gemes tersedia merchandise HokBen yang menarik ada koleksi lengkap dino, tumbler, cup dll.

hokben+ grand kota bintang bekasi


Exploring Tasty Moment HokBen+

Oh iya ada yang lebih beda lagi dibandingkan dengan gerai lainnya juga yaitu Kata Bpk Syamsul Bachri, selaku Direktur Operasional dan Marketing PT Eka Bogainti (HokBen) “Di HokBen+ ini kita ada grill yang kita letakan di depan supaya pelanggan bisa melihat produk kita. Dengan konsep baru ini, selain mengedepankan kelezatan makanan dan petualangan rasa ala Jepang, HokBen+ juga menawarkan nuansa store yang baru serta pengalaman kuliner yang menyenangkan tentunya diharapkan bisa memenuhi harapan pelanggan setia HokBen,”

hokben+ grand kota bintang bekasi


hokben+ grand kota bintang bekasi

Launching Menu Baru yang Eksklusif dan Promo Menarik

Ada beberapa menu baru yang kita tawarkan seperti Hoka Yakitori, Hoka Kushiage, dan Skewered Donburi. Menu-menu ini menggugah selera dengan kelezatan daging dan ayam panggang yang ditusuk serta disajikan dengan saus Yakitori khas Jepang. Menu Donburi dengan berbagai pilihan topping seperti yakitori momo dan yakitori kawa juga menambah kekayaan cita rasa Jepang yang dihadirkan di HokBen+.

Teman-teman bisa bayangkan kelezatan daging atau kulit ayam yang dipanggang dengan saus Yakitori khas Jepang. Tidak ketinggalan, juga cita rasa olahan daging udang khas Jepang yang digoreng dan disajikan menggunakan tusukan bambu. 

Dan kata Bpk Agus Wijaya, Senior Manager Brand & Promotion Strategic, "menikmati menu Jepang semua kita sajikan secara istimewa, tentunya tetap menjaga mutu dan konsistensi tinggi dalam menjaga standar QSC (Quality, Service, Cleanliness), HokBen+ hadir sebagai restoran yang nyaman dan bersih dengan layanan ramah."

hokben+ grand kota bintang bekasi

Menu Donburi makin menambah petualangan rasa ala Jepang dengan yakitori momo, yakitori kawa, yakitori tsukune, dan nasi yang dibumbui dengan saus yakitori dan topping nori. Dan beruntung deh aku jadi bagian pertama orang-orang yang merasakan menu ini, asli nagih banget.

hokben+ grand kota bintang bekasi


Dalam pembukaan gerai HokBen+ Kota Bintang Bekasi ini, banyak promo menarik yang bisa dinikmati, promo lengkapnya bisa dilihat di social media HokBen di instagram @hokben_id.

hokben+ grand kota bintang bekasi


Segera jadwalkan bersama teman, keluarga untuk datang menikmati menu dan promo di HokBen+ Grand Kota Bintang Bekasi. Jangan lupa untuk self service ya, karena sudah tersedia tempat sampah yang dipilah, agar memudah program HokBen dalam peduli lingkungan. 

hokben+ grand kota bintang bekasi


Kalau yang sudah pernah membaca blogku pasti tahu sumpit dan bekas kotak makanan di daur ulang menjadi barang yang produktif seperti roaster yang juga menghiasi di gerai HokBen ini dan menjadi tempat handpone atau tatakan gelas.

Bagaimana Cara Menuju HokBen+ Grand Kota Bintang Bekasi?

Kalau aku kan rumahnya di Depok kemarin itu naik Commuter Line turun di Stasiun Cawang lanjut naik LRT turun Stasiun Cikunir 1 kemudian lanjut naik transportasi online cuma 15 menit sudah sampai tujuan. Atau ada alternatif lain nih bisa juga turun Stasiun Kranji lanjut naik tranportasi online. Kalau rumahnya yang di Bekasi seperti temanku di Jati Asih tinggal naik motor saja 30 menit sudah sampai tujuan.


HokBen+ Grand Kota Bintang Bekasi
Jl. Grand Kota Bintang Kavling unit W11, RT.006/RW.017, Jakasampurna, 
Kota Bekasi, Jawa Barat 17145


utieadnu




Keju Indrakila Noviyanto

Keju Indrakila Noviyanto dari Susu Sapi Boyolali yang Mendunia
Manfaat keju untuk kesehatan tubuh sangatlah beragam, mulai dari menjaga kekuatan tulang hingga menyehatkan saluran pencernaan. Hal ini didapatkan berkat sejumlah kandungannya yang kaya akan nutrisi.
Keju adalah salah satu produk olahan susu yang dapat dikonsumsi sebagai camilan atau diolah menjadi berbagai jenis makanan. Tidak hanya lezat, keju juga dikenal sebagai sumber nutrisi yang baik bagi tubuh.

Keju ternyata memiliki jenis berdasarkan proses olahan yang dilalui. Keju alami dan keju olahan, yang mana yang lebih baik? Keju merupakan produk olahan susu yang melalui tahap fermentasi. Dalam proses fermentasi ini susu diberikan kultur dan enzim yang nantinya akan mengubah susu menjadi keju.

Keju sendiri menjadi bahan makanan dengan sumber protein, kalsium, asam lemak serta nutrisi lain yang baik untuk tubuh. Terutama pada anak-anak yang masih masa dalam masa pertumbuhan, keju bisa menjadi campuran pada makanan utama maupun sebagai camilan untuk memenuhi kebutuhan kalsium.

keju indrakila noviyanto

Keju sendiri ternyata memiliki perbedaan berdasarkan jenis proses yang dilakukan saat proses fermentasi susu hingga menjadi keju. Perbedaan ini digolongkan menjadi keju natural atau natural cheese dan keju olahan atau processed cheese.

Perbedaan antara keju alami dan keju olahan ada pada bahan yang digunakan dalam proses fermentasinya. Natural cheese atau keju alami dibuat hanya dengan bahan-bahan yang sederhana dan alami. Sedangkan pada processed cheese atau keju olahan ditambahkan pengemulsi, lemak, garam, pengatur keasaman serta pengawet.

Dalam keju alami premium bahkan memiliki kandungan omega 3 dan 6 yang lebih tinggi dibandingkan dengan keju olahan. Kandungan lainnya juga berupa asam linoleat konjugasi, beta karoten, vitamin D, E, K dan K2.

Keju alami juga mengandung laktosa yang lebih rendah dibandingkan dengan keju olahan. Hal ini membuat keju alami akan lebih aman jika dikonsumsi oleh orang-orang yang intoleran terhadap laktosa.

Keju sendiri bisa dinikmati dengan berbagai cara. Ditambahkan dalam masakan atau menjadi camilan dengan disajikan bersama cheese platters seperti biskuit, kacang almond atau buah-buahan. Keju alami yang baik biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk diproduksi. Biasanya produksi keju alami bisa memakan waktu sekitar 3 hingga 24 bulan.

Periode fermentasi keju ini akan menciptakan rasa, tekstur dan aroma keju yang berbeda-beda. Semakin lama keju difermentasi maka tekstur yang dihasilkan akan semakin keras dan rasa yang diciptakan juga semakin kuat.

keju indrakila noviyanto
doc, by Noviyanto


Keju Indralika Keju Lokal yang Mendunia.

Bicara soal manfaat dan bagaimana proses keju ada keju lokal yang mendunia dan ini pun baru aku ketahui setelah mendapat oleh-oleh dari Boyolali rasanya enak gurih, yang terpenting anak-anakku yang suka benget keju sangat menyukainya.

Namanya Noviyanto yang menjadi pengusaha keju, alumni jurusan arsitektur itu mengembangkan produk turunan susu. Bertempat tinggal di Jl. Profesor Soeharso Nomor 41, Desa Kiringan, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali

Siapa sangka berawal dari kerap membawakan susu murni untuk rekan-rekannya di kampus di era 2000-an, menjadi jalan Noviyanto menjadi pengusaha keju. Tinggal di Boyolali yang notabene adalah sentra penghasil susu terbesar di Jateng.

Rumah yang dijadikan pabrik pembuatan keju menjadi saksi usaha pria yang akrab dipanggil Novi itu. Di situlah awal pabrik keju merk lokal asli Boyolali, Indrakila merambah pasar nasional dan internasional. Novi mengatakan Indrakila mampu bertahan menghasilkan produk keju lokal untuk pasar nasional.

Berawal di tahun 2009-an, Novi yang kala itu menjadi asisten seorang ahli produksi olahan susu dari Jerman, Benjamin Siegl mulai mengenal pengolahan keju. Sebagai tenaga ahli di lembaga pembangunan Jerman The Deutscher Entwicklungsdienst (DED), Benjamin Siegl sedang ditugaskan membantu mencari solusi pengelolaan susu Boyolali.

Sebagai daerah penghasil susu, rupanya para peternak sapi Boyolali belum punya keahlian pengelolaan produk susu yang maksimal. Disitulah Pemkab Boyolali melalui Bappeda mengajak kerja sama DED Jerman. “Dimulai dari survei daerah mana sebagai penghasil susu terbaik, kami melakukan pemetaan dan melaporkan hasilnya kepada Bupati Boyolali,” cerita Novi.

Benjamin Siegl dan Noviyanto lantas mencoba mengolah susu menjadi keju sebagai produk turunan. Ini juga menjadi solusi banyaknya susu yang belum dimanfaatkan peternak sapi di Boyolali. Selain itu berdasarkan survei, keju Setelah melalui berbagai proses, produk keju asli Boyolali pun lahir dan siap dipasarkan. Sasaran awal pemasaran adalah kafe-kafe di Solo dengan tamu-tamu kalangan ekspatriat.

Benjamin juga yang mengenalkan Noviyanto ke warga asing sebagai pelanggan produk keju. Novi pun teguh meneruskan usaha keju dan mendirikan Pabrik Keju Indrakila setelah Benjamin Siegl kembali ke Jerman pada 2010 menjadi bahan makanan yang banyak dimanfaatkan pengusaha kuliner.

Pada awal produksi, Noviyanto mengolah 20-an liter susu yang didapatkan dari peternak sapi Boyolali. Angka itu terus berkembang hingga puncaknya Keju Indrakila mampu mengolah 3.000 liter susu dalam sekali produksi. “Jumlah puncak biasanya tercapai saat musim liburan dimana kebutuhan keju meningkat untuk kebutuhan konsumsi,”

Noviyanto sempat memiliki inisiatif membuat rekomendasi kepada pemerintah Boyolali. Noviyanto memahami jika susu dapat diolah menjadi berbagai produk, seperti sabun, karamel, keju, dan produk lainnya. Oleh karena itu, ia mengusulkan susu Boyolali yang berkualitas diolah menjadi keju, sedangkan susu berkualitas di bawahnya diolah menjadi sabun. Sayangnya, ia kurang mendapat dukungan dari pemerintah Boyolali sebab dianggap kurang memiliki pasar.

Dengan tekad yang kuat, Noviyanto pun terus berusaha. Ia kemudian mendirikan sebuah lembaga yang memproduksi dan memasarkan keju sendiri. Beruntung, meski sudah kembali ke negara asalnya, Benjamin tetap bersedia membantunya secara pribadi. Akhirnya, bersama sejumlah teman dan peternak sapi di Boyolali, ia resmi mendirikan Koperasi Serba Usaha (KSU) Boyolali pada tahun 2009

Noviyanto pun terus memutar cara untuk memasarkan kejunya ke restoran atau hotel. Jogja dan Bali menjadi daerah yang banyak melakukan pemesanan aneka keju produk Keju Indrakila. Sejumlah jenis keju produksi Indrakila adalah mozzarella, feta, feta black pepper, feta olive oil, mountain, mountain chili, dan boyobert. Boyobert lanjut Novi adalah keju lokal Boyolali yang terinspirasi keju asal Prancis, camembert.

Sebagai produsen lokal, Noviyanto memanfaatkan bahan baku susu sapi dari peternak Boyolali. Kelebihan keju lokal Indrakila adalah rasa lebih segar dan lebih tahan lama bila disimpan di lemari es. Untuk harga keju, Indrakila mematok harga kompetitif mulai Rp30.000 hingga Rp200.000-an tergantung jenis keju dan ukuran.

keju indrakila noviyanto
doc. by Noviyanto


Keberhasilan Keju Indrakila Memberikan Harapan Bagi Peternak Sapi.

Keberhasilan Keju Indrakila tidak hanya memberikan dampak positif di Boyolali, tetapi juga di wilayah lain, seperti Desa Senduro di Lumajang, Jawa Timur. Di sana, Noviyanto telah mengembangkan usaha serupa dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Astra, dalam pengadaan peralatan pengolahan keju. Keberhasilan ini menjadi contoh bagaimana usaha kecil dan menengah (UMKM) dapat bertahan dan berkontribusi selama masa pandemi.

Noviyanto, dengan perjuangan dan kerja kerasnya, telah mengangkat pamor industri susu Boyolali ke tingkat internasional melalui Keju Indrakila. Keju ini bukan hanya menjadi produk unggulan lokal, tetapi juga sebuah inspirasi bagi pengusaha muda untuk memanfaatkan potensi di sekitar mereka. Keju Indrakila telah mencapai pasar internasional dan menjadi contoh nyata tentang bagaimana impian dan kerja keras dapat membawa kesuksesan. Dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 60 juta per bulan, Noviyanto masih memiliki target ambisius untuk masa depan, membuktikan bahwa tak ada batasan bagi mereka yang berani bermimpi.

Salah satu faktor keberhasilan Keju Indrakila adalah keistimewaan rasa segar dan daya tahan yang lama, yang membuatnya menonjol di pasaran. Harga yang kompetitif, berkisar antara Rp30.000 hingga Rp200.000, menjadikan produk mereka terjangkau oleh berbagai kalangan.

Nama Indrakila dari Cerita Pewayangan

Teman-teman pasti pernah mendengar cerita tentang, Indrakila merupakan gunung yang digunakan oleh Arjuna untuk berdoa sebelum berperang melawan Kurawa. Noviyanto sendiri memang cukup akrab dengan cerita pewayangan sebab sejak di bangku kuliah ia aktif di dunia teater. Pemilihan nama ini ternyata disetujui oleh Benjamin karena cukup mudah dilafalkan oleh orang asing.

Pada awalnya, produksi keju Indrakila tidak semulus yang dibayangkan. Noviyanto harus melakukan trial and error untuk menemukan formula yang pas agar keju produksinya dapat diterima oleh pasar. Tidak hanya itu, pemasaran juga menjadi tantangan terberatnya. Maklum saja, Noviyanto sendiri lulusan arsitek sehingga kurang memahami ilmu marketing.

Ada beberapa alasan mengapa keju Indrakila digemari oleh kalangan ekspatriat. Keju ini diproduksi menggunakan 100% susu sapi sehingga bisa tahan lama saat disimpan di lemari es. Selain itu, bahan baku lokal juga membuat cita rasanya jadi lebih segar dan khas. Keju indrakila sendiri saat ini memproduksi beberapa jenis keju, seperti mozzarella, mountain, feta, mountain chili, feta black pepper, feta olive oil, dan boyober.

Boyobert merupakan jenis keju hasil kreasi keju Indrakila yang terinspirasi dari keju asal Italia, camembert. Nama boyobert sendiri merupakan singkatan dari Boyolali dan camembert. Dengan mengambil nama daerah asalnya, diharapkan keju boyobert bisa menjadi signature keju Indrakila. Semua keju produksi Indrakila tersebut dijual dengan harga yang cukup kompetitif, yakni di kisaran Rp 125 ribu hingga Rp 200 ribu per kilogram, tergantung jenisnya.

keju indrakila noviyanto
doc. by Noviyanto


Proses Pembuatan Keju Indrakila

Untuk menjaga kualitas kejunya, Noviyanto selalu meminta susu berkualitas terbaik dari pengepul. Salah satu tolak ukurnya adalah kadar lemak yang tinggi. Sebagai konsekuensinya, harus membayar susu tersebut dengan harga yang lebih tinggi. Meski demikian, hal itu tidak menjadi persoalan. Selain demi menjaga kualitas keju, sejak awal ia memang memiliki tekad untuk mensejahterakan peternak sapi Boyolali dengan memberikan harga terbaik.

Proses pembuatan keju hingga jadi tidak memakan waktu terlalu lama. Hanya sekitar 4-5 jam saja. Biasanya, pasokan susu dari pengepul datang sekitar pukul 9.00 pagi, sedangkan proses pengolahan dimulai dari pukul 10.00 pagi hingga pukul 02.00 siang. Pabriknya biasa mengolah sekitar 1000 liter susu sapi tiap hari. Dari jumlah susu tersebut, hanya sekitar 100 kg atau 10% saja yang menjadi keju. Di waktu tertentu seperti saat akhir tahun, permintaan keju bisa meningkat. Dalam kondisi tersebut, keju Indrakila bisa menambah jumlah produksi hingga 2500 liter susu per hari.

Ada 4 jenis keju yang diproduksi oleh keju Indrakila yakni keju feta, mountain, mozarella dan boyobert. Perbedaan pada keju ini didasarkan pada penambahan bakteri pembuatan keju. Proses produksi keempat keju ini juga memiliki perbedaan.

Keju mozarella biasanya membutuhkan waktu selama 1 minggu hingga produk jadi. Sementara keju feta, mountain dan boyobert membutuhkan waktu kurang lebih hingga 3 bulan hingga siap dipasarkan. Hal inilah yang membuat harga keju lebih mahal. Keju Indrakila juga telah tersertifikasi halal dan sudah terdaftar merek dagang.

keju indrakila noviyanto
Romy Anjas Arvyanto, (adik dari Noviyanto) Manager Marketing Keju Indrakila
(doc. Noviyanto)

Prestasi Noviyanto dalam bisnis ini telah diakui oleh PT Astra International Tbk, yang memberinya penghargaan sebagai penggagas Pabrik Keju Indrakila pada tahun 2012. Namun, kesuksesan Noviyanto tidak berhenti di situ. Ia juga berusaha untuk melibatkan pengusaha muda di Boyolali dan berkolaborasi dengan UMKM lokal dalam memanfaatkan potensi susu sapi di wilayah tersebut. Kepatuhan terhadap regulasi dan standar yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menjadi salah satu kuncinya.

Noviyanto dinilai telah berhasil membuat banyak perubahan untuk peternak sapi di daerahnya. Susu sapi yang melimpah di Boyolali, saat ini sudah bisa dikelola secara lebih baik. Semoga nih banyak hadir sosok Noviyanto yang membuat perubahan di desa kelahirannya. Aamiin.


Utieadnu.

Batik Bantengan Anjani Sekar Arum

Batik Bantengan Anjani Sekar Arum, Memahat Harapan pada Pembatik Cilik
Bangga dilahirkan dan menjadi orang Indonesia salah satunya dengan kebudayaan yang harus tetap dilestarikan di indonesia adalah kesenian batik. Batik merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang harus dilestarikan. Salah satu caranya dengan bangga membeli dan mengenakan batik.

Dilihat dari asal usul bahasanya, kata batik berasal dari bahasa Jawa, ambatik. Amba berarti lebar, luas, dan kain. Sedangkan kata titik atau matik dalam bahasa Jawa merupakan kata kerja yang artinya membuat titik. Istilah ambatik terus berkembang sampai akhirnya menjadi kata batik yang kita kenal dan gunakan hingga saat ini. batik dianggap sebagai ikon budaya bangsa Indonesia yang memiliki keunikan sebagai simbol dan tradisi, serta memuat filosofi mendalam.

batik bantengan anjani s arum


Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam lingkungan keraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar keraton. Keunikan, motif, serta corak yang dihasilkan dari batik-batik di berbagai daerah merupakan kekuatan yang sangat luar biasa khususnya bagi kekayaan seni budaya Indonesia dan belum ada di negara manapun yang memiliki kekayaan rancangan motif yang unik pada batik seperti yang dimiliki bangsa Indonesia.

Dan Indonesia mempunyai beberapa motif yang terkait dengan budaya setempat. Beberapa faktor yang mempengaruhi lahirnya motif-motif batik antara lain adalah letak geografis, misalnya di daerah pesisir akan menghasilkan batik dengan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula dengan yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam sekitarnya; sifat dan tata penghidupan daerah; kepercayaan dan adat di suatu daerah; serta keadaan alam sekitar termasuk flora dan fauna.

batik bantengan anjani s arum
doc, by Anjani S arum

Batik Bantengan dari Budaya Bantengan

Tepatnya di Dusun Binangun, Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur menjadi rumah bagi Batik Tulis Banteng Agung. Motif batik bantengan khas Kota Batu yang sudah dikenal hingga kancah internasional. Milik Anjani Sekar Arum, perempuan dari keluarga seniman yang menjadi pencetusnya. Kecintaannya terhadap budaya, terutama batik menjadi salah satu jalan meraih SATU Indonesia Awards 2017. Apresiasi yang diberikan Astra kepada generasi muda tersebut menjadi bukti kontribusi positif Anjani bagi masyarakat.

Walaupun awalnya perjuangan untuk melestarikan budaya melalui batik memang tidak selalu mulus. Namun tekadnya untuk mengobarkan semangat dan menebar senyum untuk seniman batik masih berlangsung hingga saat ini. Saat itu pemerintah Kota Batu menyelenggarakan acara tahunan bertajuk Gebyar Bantengan Nuswantara. Bertujuan untuk mengangkat kesenian lokal Kota Batu. Sekitar 1.600 kepala banteng dan lebih dari 5.000 budayawan bantengan turut berpartisipasi.

Dan acara tahunan kesenian asli Kota Batu pun berhasil meraih Rekor MURI. Minat masyarakat terhadap kesenian bantengan pun semakin meningkat. Sejak saat itu, tekad Anjani semakin kuat untuk menjadikan bantengan sebagai ikon motif batik khas Kota Batu.

batik bantengan anjani s arum
doc, by Anjani S Arum


Mencari pembatik di Batu cukup sulit, terlebih Batu bukan Kota Batik. Apalagi hanya ada tiga pembatik saat itu, tapi semuanya tertutup terhadap masyarakat. Sehingga sulit, jika ingin belajar membatik.

Beruntung, Anjani bertemu dengan Bu Mina, pemilik Batik Raden. Sejak saat itu, ia mulai belajar batik dengan ciri khasnya sendiri, yakni batik bantengan dengan seizin para budayawan. Karena, penghasilan dari batik yang dijualnya, sebagian digunakan untuk menghidupi budayawan

Ketika ia berusia 19 tahun, Anjani sudah mulai menghasilkan karya-karya batik yang bagus hingga terkumpul 54 lembar kain batik. Saat 2014 Anjani sukses menggelar pameran tunggal dengan menampilkan karya batiknya. Itulah impian Anjani menggelar pameran tunggal semasa kuliah.

Dan awal mula pameran di luar negeri diajak oleh Istri Walikota Batu, Dewanti Rumpoko yang telah mengetahui tentang karya-karya batik yang dihasilkan oleh Anjani dan berniat mengajak untuk menggelar pameran di Praha, Republik Ceko. Tentu ini menjadi suatu kebanggaan bagi diri seorang anjani yang untuk pertama kalinya diajak menggelar pameran.

Anjani mengenalkan budaya indonesia hingga mancanegara, dibuktikan dengan digelarnya pameran tersebut. Dengan kerja keras dan ketekunan nya, anjani dapat mencapai pencapaian yang tinggi dalam usahanya.

batik bantengan anjani s arum
doc, by Anjani S Arum


Membuat Kampung Wisata Edukasi Pembatik Cilik

Selain pembatik Anjani juga seorang guru honorer di SMPN 1 Batu. Pada tahun 2015 ia bertemu dengan Aliya, seorang gadis berusia 9 tahun yang tertarik untuk belajar membatik. Sejak itu, Anjani memilih melatih anak-anak menjadi pembatik di sanggarnya.

“Lebih baik mengajak anak-anak berlatih membatik. Kemudian, biarkan mereka berkarya dan kita ajarkan prosesnya seperti apa, lalu kita bantu jualkan,” kata Anjani.

Minat anak-anak pun meningkat, apalagi saat musim liburan. Sedangkan Anjani membantu memasarkan hingga menjualkan karya mereka. Hasilnya pun, bisa mereka nikmati untuk memenuhi kebutuhan.

Seiring berjalannya waktu, kurikulum sekolah berubah. Hal tersebut turut mengurangi waktu untuk berkarya. Di sisi lain, ia mulai mengajak ibu-ibu untuk berlatih batik, walau tidak setiap hari. Sambil mencari pembatik cilik, juga mencari pembatik ibu-ibu. Sehingga kegiatan membatik tetap berjalan.

Proses mendesain dan pewarnaan dilakukan di Sanggar Andhaka, sedangkan proses mencanting dilakukan di rumah masing-masing. Sehingga, pekerjaan rumah tangga pun tidak terbengkalai.

Setiap bulan Sanggar Andhaka bisa menghasilkan 45 lembar kain batik yang dijual dengan harga Rp. 300.000 - Rp. 750.000 setiap lembarnya. Dalam penjualan kain batiknya Anjani hanya mengambil 10% dari setiap kainnya. Karena uang hasil penjualan digunakan untuk memutar kembali produksi pembuatan batik bantengan. Hingga saat ini, sudah ada 58 anak yg belajar di sanggarnya.

Di Sangkarnya, Anjani benar-benar berkomitmen untuk memberdayakan para pembatik berusia muda. Ia memiliki dasar-dasar kuat yang mendasari pilihannya untuk melibatkan anak-anak dalam seni pembatikan.

Salah satu pertimbangan utamanya adalah kekhawatiran mendalam Anjani terhadap kemungkinan punahnya Kota Batu sebagai tujuan wisata yang unik. Baginya, melibatkan generasi muda dalam pembatikan adalah salah satu langkah konkret untuk melestarikan warisan budaya yang berharga ini.

Usaha Anjani yang berhasil menggabungkan upaya melestarikan budaya dengan peningkatan ekonomi bagi para pembatik muda ini membawanya meraih Penghargaan Apresiasi SATU Indonesia dalam kategori Kewirausahaan pada tahun 2017.

Berkat ketekunan Anjani Sekar Arum dalam melestarikan budaya batik dan meningkatkan perekonomian para pembatik muda adalah suatu tindakan yang membanggakan. Semangat yang dimilikinya dalam melestarikan batik bantengan sekaligus memajukan masyarakat desa Bumiaji adalah cerminan dari tekad kuat untuk mencapai cita-cita Astra, yaitu mewujudkan kesejahteraan bersama bangsa.

Dengan tekun menjaga tradisi budaya dan memberikan peluang kepada generasi muda, Anjani memberikan kontribusi berarti dalam memperkaya kekayaan budaya Indonesia sambil menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat desa. Itulah dedikasi yang luar biasa dari Anjani Sekar Arum dalam usahanya untuk melestarikan batik bantengan khas Batu, Malang.

batik bantengan anjani s arum
doc, by Anjani S Arum

Menciptakan “bibit” tidak mudah. Misalnya sejumlah sekolah di Yogyakarta, menjadikan batik sebagai muatan lokal, bukan lagi ekstrakurikuler. Berbeda dengan di Batu yang masih menjadi ekstrakurikuler wajib. Sayangnya, tidak dikelola dengan baik, sehingga karya yang dihasilkan pun kurang bermanfaat.

Anjani pun mengelola sekolah binaan tersebut di Yogyakarta. Mulai dari membuat tempat penampungan khusus siswa berprestasi, yang dikelola oleh para stakeholder di bidang batik. “Impian saya, ya menciptakan itu, memang. Tidak hanya di Kota Batu, melainkan di kota-kota yang ada di Indonesia, khususnya yang berhubungan dengan batik,” 

Untuk mewujudkan impiannya, Anjani  membangun Wisata Edukasi Batik di area yang sama dengan galeri dan sanggar miliknya. Ia pun memberdayakan masyarakat setempat untuk menjalankan wisata tersebut.

Setelah dari Yogyakarta, Anjani berencana mengembangkan program serupa di Banjarmasin dan Palembang. Bukan lagi untuk mengembangkan kota sendiri, melainkan hingga di lingkup nasional.

Anjani Sekar Arum mulai mewujudkan mimpinya secara mandiri. Ia turut melestarikan budaya dan memantik semangat dengan cara berbeda. Generasi muda sadar budaya, khususnya membatik untuk satu Indonesia!


Utieadnu.



Sekolah Sayur untuk Masa Depan dari Muhammad Farid

Sekolah Sayur untuk Masa Depan dari Muhammad Farid
Sepertinya kata “sekolah” menjadi sangat eksklusif dan tidak terjangkau bagi masyarakat desa pinggiran, seolah-olah sekolah menjadi barang yang mahal. Padahal mendapatkan pendidikan yang layak adalah hak setiap orang, namun kenyataannya pendidikan saat ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Beban biaya pendidikan yang tidak sedikit itulah yang membuat sebagian dari generasi bangsa tidak bisa menikmati pendidikan yang layak.

Bagi masyarakat kurang mampu, pendidikan merupakan hal yang luar biasa. Juga saat ini pemerintah kita belum mampu secara keseluruhan untuk memfasilitasi pendidikan yang benar-benar menjangkau masyarakat luas, terlebih daerah pedalaman.

sekolah sayur untuk masa depat dari muhammad farid
doc. M.farid


Namun sepertinya di Indonesia ini tidak pernah kekurangan orang baik yang peduli terhadap pendidikan. Salah satu contoh kepedulian tentang pentingnya pendidikan bagi masyarakat kurang mampu adalah kisah inspiratif Muhammad Farid, beliau adalah tokoh penggerak perubahan dari Banyuwangi yang memiliki misi berbagi ilmu dan memberikan akses pendidikan yang layak dan gratis.

Kalau bicara tentang seikat sayur pastinya menemani kita nih, ibu-ibu mengawali hari, sajian murah meriah yang sarat gizi serta sehat,menemani sarapan, makan siang hingga makan malam. Namun bagi Muhammad Farid, kehadiran sayuran bukan melulu untuk ditumis, oseng, atau membuat variasi pelengkap sebagai lauk nasi, pria kelahiran 19 April 1976, meraih Apresiasi Satu Indonesia Award pada tahun 2010.

Belajar Tanpa Ruang, Sekolah Bayar Pakai Sayur

Dulu sebelumnya aku pernah mendengar cerita ini di televisi seorang yang mendirikan sekolah kemudian anak-anak muridnya membayar pakai sayuran. Sekarang bisa wawancara langsung meskipun lewat handphone, dan lebih mendengar cerita awal mulanya beliau mendirikan sekolah sayur ini.

Di usianya yang relatif muda yaitu 34 tahun, Muhammad Farid alumni dari Pondok Pesantren Salafiah Syafi'iyah, Sukorejo, Situbondo, mampu mendirikan sebuah sekolah dasar dan sekolah menengah Alam yang berada dibawah Yayasan Banyuwangi Islamic School (BIS) yang memiliki luas lahan sebesar 4000 m². Sekolah yang didirikan pada tahun 2005 ini tergolong unik karena konsep sekolahnya yang menerima biaya sekolah dalam bentuk sayuran dan doa, bahkan jika dalam kondisi tertentu siswa tidak diwajibkan untuk membayar alias gratis.

sekolah sayur untuk masa depan dari muhammad farid
doc. M. Farid


Sekolah Alam yang didirikannya terletak di Dusun Jenesari, Desa Genteng Kulon, Kec. Genteng, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur, dengan niat untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang tidak mampu agar bisa mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Farid dibantu sahabatnya Suyanto Koiru Ichwan dan beberapa guru lainnya.

Awal Mula Sekolah Alam BIS

Pada awal mulanya Farid dan Suyanto melakukan studi banding ke sebuah daerah di Jakarta dan mulai tertarik dengan konsep sekolah alam. Namun, sayangnya biaya sekolah alam sangat mahal, sehingga tidak semua orang bisa mengakses pendidikan di tempat tersebut.

Akhirnya ketika akan membangun sekolah alam di Banyuwangi, beliau mengambil konsep alam tapi biaya pendidikan yang murah dan terjangkau. “Ide itu akhirnya kami bawa ke Banyuwangi dan alhamdulillah hari itu kita dapat satu lokasi, kita pinjam lokasinya dan jadilah sekolah alam. Akhirnya dicoba untuk mempromosikan ke luar dengan kemampuan yang dimiliki,” ujar Farid.

Akhirnya Sekolah Alam BIS tercipta. Kini sekolah tersebut sudah berdiri di atas lahan wakaf seluas 4.000 m², lengkap dengan aula, langgar, sanggar, dan saung-saung sederhana tempat para siswa belajar.

Dulunya sekolah ini memang didaftarkan bersamaan dengan tingkat sekolah dasar, tetapi karena lokasi berada di dusun terpadu jadi yang diperbolehkan beroperasi hanyalah di tingkat SMP saja. “Modal awalnya semangat dan keyakinan. Selain itu, saat itu ada satu orang yang sempat sedekah uang sebesar Rp1,5 juta yang hanya bisa dipakai untuk beli spanduk promosi dan alat belajar,” jelasnya.

Tentunya membangun sekolah dan mengumpulkan murid baru tidaklah mudah. Saat awal berdiri, Farid mengaku tidak ada murid yang mau mendaftar ke sekolahnya. Akhirnya mereka mengunjungi rumah ke rumah untuk mencari anak-anak kurang mampu dan fakir miskin agar mau bersekolah di Sekolah Alam BIS.

“Saat pertama kali berdiri di tahun 2005, sampai 9 bulan sekolah ini tidak diakui pemerintah dan cenderung dipersulit. Namun, alhamdulillah memasuki bulan ke 10 karena ada banyak media yang meliput akhirnya kami dapat izin dan dapat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Selain itu, sekolah yang saat ini sudah memiliki ratusan siswa tidak memiliki ruang kelas dan bangku seperti sekolah konvensional lainnya. Sekolah Alam ini hanya memiliki aula dan sebuah langgar kecil, serta satu aula yang digunakan sebagai sanggar. Siswa dibebaskan untuk belajar dimanapun yang ada disana tidak dibatasi pada ruang kelas dan bangku. Selain itu penggunaan seragam hanya di hari senin dan selasa saja sedangkan untuk di hari lainnya siswa dibebaskan untuk mengenakan pakaian apapun asalkan menutup aurat dan sopan.

Siswa dari sekolah ini sangat beragam, dan mayoritas didominasi oleh siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu sehingga beberapa dari siswa tersebut bersekolah tanpa menggunakan alas kaki. Hal tersebut tidak dipermasalahkan oleh sekolah asalkan mereka dapat menuntut ilmu dengan nyaman.

Kontan saja, model pembelajaran yang digagas Farid dan seorang rekannya, Suyanto, ini awalnya dianggap aneh. Bahkan sempat mendapat cibiran dari banyak pihak. Sebab, dianggap keluar dari pakem pembelajaran yang sudah ada.

Life Skill untuk Anak-anak

Dua belas tahun dihabiskan untuk pendidikan dasar,menengah pertama dan menengah atas, belum lagi yang melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Sudahkah instansi pendidikan, melatih life skill seseorang?

Pendidikan di tanah air, bila menerapkan metode ini, mampu melejitkan kualitas pendidikan di negeri yang kita cintai. “Lembaga disini harus menerapkan life skill ke anak-anak, bila jenjang SMP berarti dia menginvestasikan umurnya, masa tiga tahun belajar. Harus ada sesuatu yang didapat, seperti model garansi, apa yang di garansikan ke anak didik untuk waktu tiga tahun belajar di kita. Makanya salah satu skill yang harus didapatkan dalam durasi tiga tahun,” ujar Muhammad Farid.

Skill bagi para siswa. Adalah berupa tiga camp, yaitu Kitab Kuning Camp, Tahfiz Camp dan English Camp, yang masuk pembelajaran dan di luar pembelajaran. Wah keren juga ya bekal life skill sekolah alam Banyuwangi Islamic School.

sekolah sayur untuk masa depan dari muhammad farid
doc. M. Farid



Kecakapan hidup atau life skill, memang selayaknya diajarkan kepada siswa siswi, mengingat era sekarang adalah persaingan semakin mengglobal. Kegunaan kecakapan hidup, yang terus dipoles oleh Sekolah Alam BIS, membuat siswa-siswinya mampu menggapai keterampilan, yang disokong berpikir kritis serta kreatif. Nantinya akan berguna ketika siswa-siswi menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Farid menyusun kurikulum sekolah dengan menggabungkan antara konsep pesantren modern dengan konsep pesantren salaf yang mengedepankan pendidikan karakter dan ilmu agama. Sekolah ini juga menerapkan sistem full day school dan boarding school untuk memudahkan penerapan pendidikan karakter dan agama, juga dengan adanya konsep pesantren modern siswa diajarkan untuk bisa menguasai berbagai bahasa seperti bahasa arab, inggris, jepang, dan mandarin.

Banyaknya siswa yang berprestasi dan mampu mengembangkan potensi dirinya inilah, kemudian mulai mengundang perhatian banyak pihak untuk menyekolahkan anaknya ke SD/SMP Alam.

Sehingga selain siswa yang tidak mampu, kini banyak anak-anak pengusaha dan pejabat baik dari Banyuwangi maupun luar daerah yang kemudian memasukkan anaknya belajar ke BIS. Walaupun demikian, Farid menegaskan, bahwa sekolah di BIS tidak membatasi siapapun untuk masuk. Para siswa yang berasal dari ekonomi lemah dan bisanya membayar sayur tetap diprioritaskan.

Semangat Farid untuk Hari ini dan Masa Depan Perjalanan Farid mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan dan ikut membangun bangsa melalui pendidikan patut untuk diapresiasi. Apa yang dilakukan oleh Farid dengan merintis pendidikan gratis adalah sebuah langkah besar.

Sekolah Alam Banyuwangi Islamic School atau Sekolah Sayur, begitu orang menyebutnya adalah bukti kepedulian Farid kepada generasi penerus bangsa. Bukti kepeduliannya bagi masa depan Indonesia. Melihat perjuangan yang dilakukan, dan tantangan yang harus dihadapi, sangatlah tepat ketika Muhammad Farid dengan “Sayur untuk Sekolah” mendapatkan apresiasi Satu Indonesia Award 2010. 

Sayur untuk Sekolah menjadi bukti, bahwa siapapun bisa mewujudkan asa, meraih cita untuk masa depan gemilang Indonesia.


Utieadnu