Di Teras Masjid Itu,,



Ups sepertinya telat lagi janjian malam ini, kapan ya Jakarta tercinta ini bebas macet jadi ngga buat stres,, dipandangi masjid Al Azhar yang bercat putih semakin cantik kalau diliat malam hari dibantu dengan sinar dari beberapa lampu, dirinya sedang libur sholat, cukup janjian didepan aja. Dian duduk disudut teras masjid sebelah timur jam ditangannya sudah menunjukkan angka 19:30

"Duh ,. Kemana Eni? Kok belum datang-datang juga batinnya Ketika dia baru saja akan mengambil HP dari dalam tasnya, tiba-tiba datang seorang ibu separuh baya menghampirinya.
 "De,,. Ibu boleh duduk di sini?"
"Oh boleh Bu,, silahkan!"
 "Maaf,, ya,, ibu nunggu di jemput oleh anak ibu!"
 "Iya,, Bu,, saya juga sedang menunggu teman saya!"
"Kita sama rupanya!" Sambil tersenyum dingin.

Kok Dian agak terkejut melihat wajah si ibu agak pucat, ah mungkin habis sholat isya tidak pake make up lagi kali atau mungkin juga kelelahan pikirnya.

 "Kerja dimana de?"
"Di daerah ciputat!"
 "hmmm jauh ya,,!"
"Iya Bu,,. Daerah super macet pula!" Jawabku sambil tersenyum.
 "Iya,, tapi tetap harus disyukuri karena masih banyak orang-orang yang berjuang mencari pekerjaan, tapi Ade sudah kerja, anak ibu saja sudah sarjana tiga tahun di rumah mencari kemana-mana baru bulan kemarin dia diterima, semakin kita bersyukur semakin Allah memudahkan kesulitan yang ada jalanan macet bisa kita isi lebih banyak dijalan dengan membaca Qur'an atau bisa juga menghafalkan, percuma kita maki-maki macet dan akan tetap macet karena memang sudah begitu keadaannya, iya kan?”

."Iya,, Bu...!" Ya Allah kok si ibu tahu ya,, kalau setiap berangkat kerja atau pulang' kerja selalu saja mengeluh pikirannya mau resign aja, dan ngga sanggup.

 Kemudian si ibu mengeluarkan sesuatu dari tasnya. "Ini... De,, ibu punya pashmina untuk Ade aja,,, !"
 "Ngga usah Bu,,, makasih!"
"Ambillah ini hadiah dari ibu karena sudah menemani ibu ngobrol, ibu permisi ya!"
 "Oh... Makasih!" Baru saja Dian akan memasukkan pashmina kedalam tas si ibu sudah lenyap dari hadapannya, duh bodohnya aku tidak sempat menanyakan namanya.

 "Diaaannnn!" Suara Eni membuat lamunannya buyar, "ya ampun diiii aku sudah bolak balik kesini ada kali lima kali telat banget sih sampe pegel aku duduk di sekretariat!"
 "Eni,, aku sudah disini dari jam 19;30 swearrrrrr!" Kata Dian sambil memberikan lambang dua jari telunjuk dan jari tengah ke arah Eni.
 "Ya,, sudahlah masa aku bolak-balik ngga keliatan sama kamu, yuks kita pulang dah hampir jam sembilan ini, jadikan nginep!"
 "Jadilah,,, kok bisa ngga ngeliat padahal dari tadi aku duduk disini! Bingung aku!" Kata Dian sambil beranjak dari duduknya dan mengikuti langkah Eni dari belakang.


Keesokkan harinya Dian kembali ke masjid karena ingin rapat penerbetin majalah bulanan, Eni tidak ikut karena mau mengantar mamanya ke acara nikahan, nanti baru nyusul ke sini.. 
ketika semua kumpul di depan sekretariat lebih dikenal dengan julukan taman firdaus, taman yang biasa digunakan untuk rapat kepengurusan atau juga biasa digunakan untuk kajian-kajian antar anggota, tiba-tiba mba Yuli menghampiri sambil membawa foto-foto event bersama anak yatim sebulan yang lalu.

"Foto apa mba,,,?"
“Wuuiiihh keren, !"
"Kamu sih ngga datang, acaranya seru, cem-ceman kamu juga datang, tuch!" Kata mba Yuli sambil menunjukkan sebuah foto.

Pandangan Dian terhenti pada seseorang yang berada di foto itu. "Mba ini siapa? Seprtinya aku kenal?”
"Oh,,, itu ibu Lisna donatur tapi kasihan sudah meninggal dua Minggu yang lalu, kecelakaan di depan jalan raya depan masjid!"
"Apa mba meninggal?" Kata Dian agak gemetar
"Iya waktu nyebrang mau ke sini,,!"Sebentar mba aku mau telpon Eni!” Dian gemetar tidak mungkin tadi malam dia bersama ibu ini. Dian berjalan agak ke pojok taman dan mengeluarkan hpnya.

 "En,,, !"
"Sebentar Dian,,, aku yang ngomong ini pashmina kamu katanya baru aku sudah minta tolong sama si mba untuk di cuci ,. Pashminanya penuh dengan bercak darah,,,..

 Dian mematikan Hp dan terduduk lemas, jadi yang semalam itu siapa....?"

Utie085775866676

2 comments

  1. dan seringkali manusia tidak menyadari bahwa kematian seringkali datang lebih cepat dari yang diperkirakan.
    terima kasih sudah mengingatkan.

    ReplyDelete
  2. sama-sama ,,, makasih sudah berkunjung

    ReplyDelete

Terima kasih sudah meninggalkan jejak di blog saya mudah-mudahan bermanfaat, Jangan tinggalkan Link URL BlogPost ya,,, makasih🙏