Festival Panen Raya Nusantara 2019

Festival Panen Raya Nusantara 2019
Pernah gak terpikir kalau saja setiap hari nasi yang kita makan berganti dengan umbi-umbian, sagu atau beras jagung. Konon katanya menurut ahli kesehatan jika kita makan nasi putih sama saja dengan makan karbohidrat kosong. Sayangnya nasi sudah menjadi kebiasan sehari-hari dan sulit tergantikan. Bahkan ada yang bilang kalau belum makan nasi belum nendang rasanya.

Terkadang orang yang yang menghindar makan nasi justru orang yang tengah sibuk dengan dietnya mengganti nasi dengan kentang rebus atau menghindrasi nasi dengan makan buah-buahan dan sayuran saja biasa disebut diet karbo. Padahal banyak sekali pangan lokal yang kita bisa konsumsi setiap hari dan justru kandungan serat dan karbohidratnya sangat cukup.
Festival Panen Raya Nusantara 2019

Nah di Festival Panen Raya Nusantara (PARARA) 2019 yang digelar pada tanggal 6 – 8 Desember di Plaza Semanggi Jakarta , dengan mengusung tema "Pangan Bijak: Jaga Tradisi, Rawat Bumi". Terdapat 4 pilar yang diusung festival PARARA 2019 yaitu 
  • Pangan lokal, 
  • Pangan sehat, 
  • Adil untuk pedagang, konsumen dan lingkungan. 
  • Serta mampu menjaga kelestarian alam.
Festival ini diselenggarakan untuk mempromosikan pangan lokal, hasil karya dari masyarakat adat dan penduduk lokal setempat. Dengan dilaksanakan acara festival PARARA 2019 ini didalam mall, diharapkan antusiasme pengunjung lebih besar terutama dari masyarakat perkotaan. Festival ini adalah bentuk apresiasi kepada para pelaku usaha dari komunitas yang di antaranya terdiri dari para perempuan.



Selain hadir perwakilan 100-an komunitas lokal dari seluruh nusantara di PARARA , yang memamerkan produk seperti, kain tenun, kerajinan dari bambu, tas, juga ada hasil bumi seperti, beras merah, beras hitam, beras jagung, madu, kopi, banyak acara talkshow yang bisa kita saksikan salah satunya saya hadir pada tanggal 7 Desember 2019 dengan tema “Jadikan Pangan Bijak Gaya Hidupmu” hadir para pembicara :
  • Abdul Manan produsen Sagu
  • Ulfa Yuniati daro Persaudaraan Perempuan Nelayan Indonesia
  • Neni Rohaini perwakilan dari masyarakat local
  • Maria Asti dari Parara Cultural
Menurut Bpk Manan sekarang hasil sagu yang berlimpah sudah banyak digemari yang jadi keinginanan sagu bukan hanya makanan pokok bagi masyarakat Maluku dan Papua tetapi ingin sagu juga dikonsumsi oleh masyarakat luar agar produksi sagu kami semakin meningkat. Biasanya sagu yang dikonsumsi dalam bentuk semacam bubur. Tanaman sagu adalah tanaman berjenis palem yang mati setelah berbunga.

Tanaman sagu sering diolah menjadi tepung dan merupakan sumber karbohidrat. Banyak sekali olahan sagu yang mengugah selera dengan ikan kuah kuniang, sayur bunga pepaya, sayur lilin, dan lainnya. Sebagai bahan pangan, sagu dikenal sebagai penghasil pati dan sebagai sumber karbohidrat. Selain itu bisa diolah menjadi bioetanol sebagai substitusi bahan bakar minyak.
Festival Panen Raya Nusantara 2019

Festival Panen Raya Nusantara 2019

Festival Panen Raya Nusantara 2019


Festival Panen Raya Nusantara 2019

Kemudian Ibu Neni pun bercerita berkat adanya PARARA sekarang saya bisa mremproduksi makanan berupa mpe-mpe, teri kering yang hampir setiap hari ada saja pesanan, yang bisa membantu kehidupan saya sehari-hari. Karena biasanya daerah pesisir di Nelayan itu identik dengan kaum yang tidak mampu mereka hanya mengandalkan hasil laut. Kadang keluarga nelayan harus siap-siap menerima jika suami atau ayah tidak bisa kembali pulang maka saya menitik beratkan membina masyarakat pesisir untuk mempunyai penghasilan sendiri, memanfaatkan pangan lolal untuk dijadikan bisnis mereka ujar Ibu Ulfa.

Bahkan lewat PARARA ini berharap konsumsi pangan lokal bisa digalakkan banyak sekali hasil pangan bumi ini bisa dimanfaatkan untuk menjadi bahan makan pokok.


Dan berharap juga lewat Festival PARARA 2019 dapat mendorong perubahan yang sangat berpengaruh dalam pola konsumsi, produksi, bahkan distribusi komoditas termasuk produk pangan. Bisa memajukan sistem pertanian lokal yang dikembangkan oleh masyarakat, berdasarkan kearifan lokal, dan pasokan benih tradisional. Dan mampu memastikan ketahanan pangan dan menjaga kesuburan tanah. 

Kita semua dapat mendukung sistem pangan bijak mulai dari diri sendiri, keluarga, komunitas dengan memilih pangan yang lokal dan sehat, mendukung menu lokal dan ‘cuisine’ tradisional, dan belanja produknya mulai saat ini.

Semoga bermanfaat
utieadnu

No comments

Post a Comment

Terima kasih sudah meninggalkan jejak di blog saya mudah-mudahan bermanfaat, Jangan tinggalkan Link URL BlogPost ya,,, makasih🙏