Gerakan Ayo Menulis Bersama SiDU


Mendengar nama Sinar Dunia (SiDU) jadi ingat dengan buku sekolah jaman Sekolah Dasar,  disampul coklat dan penuh catatan-catatan yang didikte ibu dan bapak guru waktu masa Sekolah. SiDU adalah merupakan  merk buku tulis unggulan Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas,  Berangkat dari berkurangnya minat menulis pada masyarakat Indonesia khusus anak-anak di usia sekolah SiDU mensosialisasikan gerakan  pada sebuah Talk Show pada tanggal 8 Mei 2018 bertajuk “Membangun Generasi Cerdas Indonesia Melalui Kebiasaan Menulis”.

Berkembangnya dunia digital lama kelamaan kebiasan menulis semakin berkurang semua pidah ke smartphone, jarang sekali kita jumpai anak-anak yang membawa buku dengan pensil kini terganti dengan handphone ditangannya mereka lebih asik main game, chating , dan berselancar didunia medsos. Bahkan untuk usia balitapun kadang kita melihat orang tua mengalihkan perhatian agar mereka tenang dengan memberikan smartphonenya. Padahal semua bukan tidak baik akan tetapi harus bisa memilah waktu dan usia yang tepat boleh memegang handphone.

Gerakan Ayo Menulis Bersama SiDU

Untuk itu Bpk Martin Jimi sebagai Consumer Domestic Business Head SiDU bahwa program yang dirintis oleh SiDu ini yaitu gerakan Ayo Menulis Bersama SiDU dapat menumbuhkan kebiasaan menulis pada anak-anak gerakan ini dimulai sejak April 2018, dengan memberikan gratis buku  Ayo Menulis Bersama SiDU ke beberapa Sekolah Dasar di daerah  Jabodetabek.
Ibu Inez, Ibu Nurman Siagian, Ibu Melly Kiong, Bpk Martin Jimi, dan Fayanna
Adapun dalam penulisan buku ini SiDU bekerja sama dengan Renny Yaniar, seorang penulis cerita anak kenamaan yang telah menerbitkan lebih dari 130 buku, SiDU menyusun modul buku latihan menulis tersebut berdasarkan studi yang mengungkapkan bahwa kebiasaan baru dapat dibentuk dengan rutin melakukannya selama minimal 21 hari. Buku latihan menulis tersebut mencakup berbagai topik yang memancing minat anak untuk menulis. Mulai dari mengenal diri sendiri, mengetahui asal mula kertas, hingga perhelatan Asian Games 2018, di mana APP Sinar Mas sebagai mitra resmi turut mendukung Indonesia sebagai tuan rumah. Beragam topik tersebut diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan yang menstimulus anak untuk mengutarakan pendapat serta idenya melalui tulisan tangan.

Kemarin hadir juga pakar Edukasi Anak dari Wahana Visi Indonesia, Ibu Nurman Siagian,  yanga mengatakan bahwa kompetensi anak Indonesia masih berada di belakang negara-negara lainnya. Hasil survei tiga tahunan dari Programme for International Student Assessment (PISA) 2015 yang dikeluarkan oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) menunjukkan Indonesia masih menduduki peringkat 60 dari 72 negara,”.Beliau  menambahkan, isu kompetensi ini berkaitan erat pula dengan melemahnya tradisi menulis di Indonesia seiring pesatnya perkembangan gawai. Padahal, menulis khususnya di buku tulis memiliki banyak manfaat karena mengasah berbagai keterampilan seperti berpikir kritis, daya ingat, dan motorik.

Manfaat Menulis

Dan Kegiatan menulis mendukung anak untuk menguasai huruf dan fonemik, memperkaya kosa kata,  meningkatkan kemampuan anak menangkap pelajaran. Oleh karena itu, gerakan ‘Ayo Menulis Bersama SiDU!’ amat saya apresiasi dan patut kita dukung, selain itu juga hadir ibu Melly  Kiong sebagai Praktisi Mindful Parenting, berbagi kiat-kiat praktis pada orang tua dan guru. Menurut  Ibu Melly, menulis merupakan cara komunikasi yang sangat baik antara anak dan orang tua. “Melalui tulisan-tulisan sederhana anak, orang tua dapat melihat talenta terpendam anak, atau bahkan masalah yang sedang ia hadapi di sekolah,” paparnya. “Orang tua dapat membantu menumbuhkan kebiasaan ini dengan mengajak anak mengisi jurnal atau saling berkirim memo kecil, bisa menempelkan dilemari es, atau bisa juga pada bekal sekolahnya.

Menulis adalah memperkaya kosa kata hal itu terjadi pada Fayanna diusianya yang ke 13th sudah menerbitkan buku certa sebanyak 42 buah, dimulai dari usia belia dia suka membaca, dan mendengarkan orangtuanya bercerita/mendongeng. Sebagai stimulus Fayannapun diberikan buku untuk coret-coret sekedar mengenal huruf, hingga akhirnya Fayanna menyukai buku untuk ditulis apapun. Kemudian berlanjut mengikuti kontes cerita anak berhasil meraih juara ke 2, pada usia 7th dan akhirnya melihat bakat tersebut orang tua Fayanna, sangat mensupport mendukung hingga akhirnya bisa menerbitkan buku cerita.

Lalu Bagaimana Peran kita sebagai Orang Tua?

Kebetulan dirumah sudah dari dulu sekali saya menyiapkan whiteboard kecil di depan pintu kamar anak-anak, semua pesan saya tulis dengan menggambar binatang kesukaanya walaupun isi pesan hanya “De.. makan ya Bunda udah masak ayam goreng kesukaan ade,, “ Bunda sayang ade!” Bunda kerja dulu ya.,, Nak!, I love you” kadang mereka juga membalas isi pesan “Bunda, ade juga sayang,,,!”. Dan jika kami berdua ada dirumah ( Abi dan Bunda) dihadapan anak-anak kami berhenti memegang Hp, lebih mencotohkan mereka membaca buku atau koran. Dan memang benar kebiasaan yang sering kami lakukan akhirnya ditiru anak-anak, mereka enggak suka televisi, apalagi memegang handphone anak-anak lebih suka main diluar atau berdiam dikamar membaca buku atau menulis. Jadi mencotohkan menulis atau membaca itu bukan tanggung jawab guru saja, orang tua juga memegang peranan penting.

Bakat menulis sudah ada pada ade (anak perempuan saya), memang sengaja saya memberikan hadiah buku kecil dengan warna dan gambar kesukaanya, dia selalu menulis kesehariannya, tentang temannya, guru bahkan kucing kesayangannya. Alhamdulillah walaupun saya membaca secara diam-diam, tulisan sudah mirip cerpen (cerita pendek) walaupun ceritanya belum berurutan.

Oh iya kembali ke SiDU jika ingin mendapatkan buku Ayo Menulis Bersama SiDU bisa mendaftarkan langsung ke www.ayomenulis.id nanti pihak SiDU akan langsung mengantarkan buku ke sekolahan teman semua. Buku ini didaftarkan melalui perwakilan sekolah bukan untuk didaftarkan secara pribadi. Dan tidak diperjualbelikan SiDU sudah merintis gerakan “Ayo Menulis Bersama SiDU” ini melibatkan 20.000 murid dari 100 sekolah dasar di Jabodetabek pada tahap pertama yang akan berlangsung hingga Mei 2018. Semoga dengan adanya program ini kebiasaan menulis menjadi kebiasaan yang diminati apalagi jika menulis dijadikan suatu hobi.

Yuks mulai sekarang berikan pencil dan buku kepada anak-anak ketimbang smatrphone, percayalah dengan menulis banyak sekali manfaatnya dari melatih motorik, memperkaya kosa kata juga melatih daya ingat.

Semoga bermanfaat ya.

















47 comments

nursaidr said...

Anaknya mau jadi blogger juga nih kayaknya. Hihi jadi penulis yg hits aja deh. Hehe aamin

Dzulkhulaifah said...

Iya ya sekarang apa-apa ditulis di hape atau laptop. Padahal dari sisi psikologis menulis di buku itu lebih baik untuk daya ingat dan motorik. Karena dengan menulis sama saja kita sekaligus membaca ulang.

Rusydina Tamimi said...

aku baru tau kalo sidu ada program kayak ginii, kereen sihh.
Setuju banget mbaak, anak-anak emang seharusnya dikenalin ke buku bukan ke gadget. ponakanku dari kecil udah dikenalin ke youtube sekarang ngga mau lepas dari hape anaknyaa T^T

Fenni Bungsu said...

Kalau ingat SiDu yah ingat sekolah. Warna kertasnya itu ngademin, bikin semangat belajar, hahahah, curcol jaman sekolah. Gerakan terus agar semangat menulis di buku

Hairi Yanti said...

Sidu itu salah satu buku tulis favorit saya :-) saya udah jarang banget menulis di buku tulis. Pas nulis berasa banget kagoknya. Tulisan tangan yang udah jelek jadi tambah jelek deh.

Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) said...

Sidu dari jaman aku SD sudah hits, wah anaknya bakal jadi blogger kayak mamahnya ya mbak Uti

laili umdatul khoirurosida said...

Iya sih ya aku sendiri juga mulai merasakan kok mending nyatet di hape atau gadget daripada di kertas hahaha. Tapi bener sih budaya menulis memang harus di biasakan sejak dini, siapa tau berawal dari gerakan seperti ini... banyak yang menemukan hobinya di bidang tulis menulis

Nah kalau yang paling aku inget dari buku sidu ini adalah quotesnya di bagian bawah lembaran si buku tulis yaitu "Experience is the best teacher" hihi

Valka said...

Itu serius mbak Indonesia menduduki peringkat 60 dari 72 negara menurut survey PISA? Hiks, sedih banget. Berarti kita kudu kerja keras ya biar angkanya menjadi lebih baik.

Tapi tetep ya mbak keluarga itu memegang peranan paling besar dalam menumbuhkan minat baca-tulis. Aku pun suka nulis karena dari kecil suka dibeliin majalah bobo oleh ibu.

lianny hendrawati said...

Anak-anak selalu pakai buku tulis sidu untuk sekolah. Buat ngeprint juga, carinya yang merk sidu. Kualitas kertasnya bagus ya.

Amallia Sarah said...
This comment has been removed by the author.
Amallia Sarah said...

Sidu buku favorit waktu aku Kecil nih mbak. Dan favorit teman-teman ku waktu sekolah dulu juga.

windhu said...

hebat sekali Fayanna diusianya yang ke 13th sudah menerbitkan buku certa sebanyak 42 buah. Semoga banyak anak-anak Indonesia yang semakin suka menulis. Apalagi di atas lembaran kertas buku Sidu. Jadi ingat buku ini selalu kupakai saat sekolah dulu...

Atiqoworld.id said...

iyapp setuju banyaknsekali manfaat menulis di buku daripada nulis di smartphone.

lendyagasshi said...

Masih ingat iklan SiDu jaman duluuu...
Ada lagunya "Sinar Duniaaa...buku tulis sang juaraa..."

Terus terngiang-ngiang hingga kini.
Alhamdulillah,
Anak-anak hobi membuat cerita di kertas yang mereka jepret sendiri tengahnya.
Harusnya nyetok SiDu yaa...di rumah.

Ika Maya Susanti said...

Program 'Ayo Menulis Bersama SiDU" ini hanya untuk wilayah Jabodetabek atau bisa wilayah yang lain juga ya? Mau ngasih tahu ke suami biar sekolah tempatnya ngajar juga ngajuin ikut program ini.

@blogger_eksis said...

Artikelnya bermanfaat mba.

Gerakannya juga bagus nih untuk memajukan literasi di Indonesia.
#SemangatMenulis

Eka Aprilya said...

Programnya bagus yaa kak. Semoga ada juga didaerah2 lain

April Hamsa said...

Sidu masih eksis aja yaaaa,keinget pertama kali nulis ya pakai buku sidu :D
Ntr anak2 juga pastinya pakai sidu jg hehe :D
Btw bagus acaranya bikin semangat menulis tangan, soalnya zaman skrng kayaknya makin ditinggalkan apalagi pd punya leptop buat ngetik :D

Eni Martini said...

Aku suka klo masih ada anak jaman now yang tetap kreatif nulis manual

Gita Siwi said...

Pun udah zaman digital nulis pakai pensil dan pulpen buat aku tetap keasyikan tersendiri lho. Kalau buat anak-anak apalagi ya menulis mengasah perbendaharaan mereka.

Mudrikah stories said...

Sidu buku tulis legend dari zaman aku kecil, menulis majual harus dibiasakaan, jgn karena sdh ada gadget buku dan pensil dilupakan.

Juli said...

Sidu dari jaman sekolah dulu, anakku pake buku kebanyakan sidu juga. Nggak sadar aja gitu belinya, pas di rumah si anak baca dan nanya "kok sidu? Apa itu sidu?" Hehehhe

Anisa Deasty Malela said...

Sinar Dunia adalah merk buku paling dicari kalau sudah dimulai sekolah, dari SD sampai kuliah ini yang jadi pilihan.

Faridilla Ainun said...

SIDU itu merek dari jaman kecil dan sampai sekarang masih oke ya. Sekarang lagi nyoba nih ngasih pensil dan kertas ke anak, dia sih bilang tulis tulis tulis tulis :D

Citra said...

Wah sidu tuh mank brand buku paling ok Dan tebal kertasnya... List biasa kualitas sampai sekarang di pertahankan

Indah Nuria Savitri said...

Ini asli buku andalan saat sekolah! Anak-anakku masih suka menulis di buku.. termasuk menulis cerita karangannya sendiri dan menggambar

kabar cendekia said...

Ayo menulis. Kembali ke tradisi kakek nenek dan orang tua kita. Meski gawai dan aplikasi menyerbu, mari kembali ke asal mula kreatifitas.

irni said...

Aku masih seneng banget nulis catatan di buku tulis. Rasanya nulis tangan itu emang menyenangkan ya mbak :D

Nova Violita said...

Dengan menulis itu artinya anak juga mengembangkan daya imajinasinya..untuk merangkai kata menjadi kalimat menarik...

Kosa kata jadi bertambah..karena juga pastinya jadi senang dengan buku..

Rach Alida Bahaweres said...

Aku masih keasyikan catatan di Buku juga, mba. Sayang jika catatan baik tidak tercatat dengan baik ya. Sidu Sid merk lama yang masih terbukti sejak dulu ya

Anggraeni Septi said...

Wah sidu masih ada ya. Aku dlu nulisnya juga pakai sidu. Kertasnya gak tipis.

Lina W. Sasmita said...

Keren ya gerakannya. Memang benar akhir-akhir ini anak-anak sangat jarang menulis. Bahkan di sekolah pun ibu bapak guru membagikan kertas materi dari fotocopy-an lalu ditempel di buku catatan anak-anak. Kalau begini, anak-anak semakin malas menulis.

Dian Safitri said...

SiDu itu kertass favorit aku, Teh. Kualitasnya bagus soalnya.
Aku sudah beberapa tahun ini tiap bikin bookbinding pasti selalu pakai kertas SiDu. Nyoba aneka kertas lain kurang sreg.
Yuk biasain menulis sejak dini. Anak ART di rumah juga aku suruh untuk rajin nulis cerita dan buku harian

Tira Soekardi said...

wah bagus ini gerakan menulis ya , mengiring orang suka menulis, gak gampang

Utie adnu said...

Aamiin. Lagi diarahin nih mas, hobinya blum fokus masih bnyk maunya,

Utie adnu said...

Bener mba,,,mesti aware nih kita sbg ortu kalau nulis d buku cuma disekolah aja

Utie adnu said...

Itu harus di cegah kasihan buat matanya juga kalau setiap hari ngga lepas dari hp

Utie adnu said...

Yuks mba latih lagi, saya pun setelah ini maua terapkan dirumah nih

Utie adnu said...

Iya mba, gerakan nulis ini mumpung kids masih kecil, jadikan berkirim surat jadi contoh yg baik sepertinya

Utie adnu said...

Iya mas miris banget kana, makanya budaya menulis harus kita gali lag dari rumah

Utie adnu said...

Iya bender mba, SiDU sudah terkenal dari dulu, programnya keren banget ya mestidi dukung

Utie adnu said...

Iya mba ada peran ortu disana ya,,kit a jyga hrus tiru nih utk anak2 kita

Utie adnu said...

Iya mba bener banget in juga lagi diterapkan di rumah biar gk nulis jd kegiatan waktu luang mrk

Utie adnu said...

Iya mba walaupun sudah ada hp n laptop menulis di buku itu penting juga

Utie adnu said...

Bener banget budaya menulis itu hrs sejak dini

Utie adnu said...

Tapi bisa mba,,, dari rumah awalnya dngan kita mencotohkan trus membiasakan pasti bisa

Icha Faizah said...

Wah iya bener nih, sekarang nulisnya pada pindah ke smartphone semua. Jangan kan anak sekolahan, aku juga udah jarang banget nulis di buku.